TLii|Poso Sulteng- Kantor Desa Masewe, Kecamatan Pamona Timur, Kabupaten Poso, disegel oleh warga, sebagai bentuk protes terhadap kepemimpinan Kepala Desa Masewe dan perangkat desa. Warga menuntut transparansi anggaran serta perbaikan pelayanan setelah menganggap kinerja desa tidak maksimal. Jumat 1/11/24.
Dedy Rampalodji, salah satu warga yang ikut dalam aksi, menyatakan bahwa penyegelan ini adalah bentuk spontanitas dan kekecewaan masyarakat yang telah lama tidak puas dengan pelayanan pemerintah desa.
“Selama seminggu terakhir, kantor desa jarang dibuka. Bahkan, saat dibuka pun hanya sebentar sebelum petugas pergi ke kebun,” ujar Dedy.
Dalam aksi protes tersebut, warga menyampaikan empat tuntutan pokok, yaitu:
1. Pengembalian tenda milik desa yang diduga tidak berada di tempat seharusnya.
2. Pengembalian mesin molen yang menjadi aset desa.
3. Pembagian bibit coklat yang telah dijanjikan kepada warga namun belum terealisasi.
4. Kepala Desa diminta aktif hadir di kantor sesuai jam kerja dari pukul 08.00 hingga 16.00.
Dedy juga menambahkan bahwa dalam musyawarah di Balai Desa yang berlangsung hingga siang hari, terungkap berbagai isu lain yang menjadi sumber keresahan masyarakat.
Salah satunya adalah penggunaan sisa anggaran desa (Sipla) lebih dari Rp100 juta, yang oleh warga diduga dipinjam oleh Kepala Desa dan perangkat desa tanpa ada kejelasan mengenai pengembalian dana.
Selain itu, terkait bibit coklat yang dijanjikan, bendahara desa atas arahan Kepala Desa telah mentransfer dana sebesar Rp113 juta ke rekening Kepala Desa di Kilo 9 sebagai pihak ketiga untuk pengadaan bibit.
Namun, meskipun dana telah dicairkan sejak Maret, bibit yang dijanjikan belum diterima hingga Oktober, menambah ketidakpuasan warga.
Warga Masewe berharap pemerintah desa segera menanggapi tuntutan ini dengan baik dan memperbaiki kinerja demi mengembalikan kepercayaan masyarakat.