TLii|MOROWALI SULTENG-Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah – Sabtu, 23 Maret 2024. Sebuah tragedi mencekam melanda Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah pada Sabtu pagi, 23 Maret 2024, ketika seorang siswa SDN 4 Bahodopi, bernama Kinaya Tombi Ma’dika, usia 7 tahun, mengalami nasib tragis terseret air parit saat hendak pulang dari sekolah.
Kronologi kejadian tragis ini diungkapkan oleh salah seorang guru di SDN 4 Bahodopi, Eryanti Pasande, melalui pesan Facebook Messenger kepada media ini. Pukul 7 pagi waktu setempat, Kinaya oleh pamannya dengan mobil dihantar ke sekolah dalam kondisi hujan lebat yang disertai petir. Sampai di sekolah, suasana masih sepi karena masih sedikit siswa yang hadir akibat hujan deras saat itu.
Pamannya, yang sempat memperhatikan keadaan sekitar, menyadari bahwa Kinaya akan ditinggalkan sendirian di kelas karena kehadiran siswa dan guru yang masih minim.
Paman koraban sempat tanya “kamu tidak apa-apa sendirian dikelas karena siswa yang lain belum pada banyak yang datang bahkan saat itu guru dan murid belum banyak yang datang guru baru 2 orang.
Namun, setelah beberapa lama berada di sekolah, Kinaya memutuskan untuk pulang sendirian karena takut sendirian di kelas.
Rute pulang Kinaya melalui parit air yang cukup dalam dan luas, terutama saat hujan deras arusnya lumayan sulit untuk dilalui. Sayangnya, dia tidak mampu mengendalikan arus air parit tersebut, dan akhirnya terseret hanyut oleh derasnya arus. Kejadian ini diduga terjadi sekitar pukul 8 pagi.
Ketika jam pelajaran berlangsung, orang tua Kinaya menghubungi guru untuk mengetahui keberadaan anaknya setelah mendengar bahwa hujan masih turun dengan deras. Guru kelasnya menyampaikan bahwa Kinaya tidak terlihat di sekolah.
Panik menyelimuti keluarga, memicu upaya pencarian massal. Hasil pertama dari pencarian adalah ditemukannya petunjuk berupa barang-barang milik Kinaya berupa kerayon miliknya yang di temukan di sekitar TKP, diikuti oleh penemuan jasadnya yang tersangkut di sebuah dahan kayu di parit tersebut, masih mengenakan seragam pramuka sekolah.
Tragedi ini telah menyisakan duka mendalam bagi keluarga Kinaya, serta seluruh masyarakat Bahodopi. Semoga kejadian ini menjadi pelajaran bagi semua pihak akan pentingnya kehati-hatian, terutama dalam kondisi cuaca ekstrem seperti hujan deras.