Sebelum Ada Program ADD, Ternyata Begini Sistem Gaji Kades dan Perangkatnya

STENLLY LADEE

- Redaksi

Selasa, 26 November 2024 - 20:12 WIB

20242 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

TLii|Artikel-Sebelum adanya Program Alokasi Dana Desa (ADD) yang mulai diterapkan pada tahun 2005 dan Dana Desa dari APBN sejak 2015, sistem penggajian kepala desa (kades) dan perangkatnya jauh berbeda dengan kondisi saat ini.

Kala itu, gaji tidak diatur secara terpusat, melainkan sangat bergantung pada kemampuan desa masing-masing, sehingga menciptakan disparitas yang cukup besar antar wilayah.

Berikut adalah beberapa mekanisme penggajian kepala desa dan perangkat desa sebelum adanya ADD:

 

1. Sistem Tanah Bengkok

 

Salah satu mekanisme paling umum sebelum adanya alokasi dana tetap adalah sistem tanah bengkok. Tanah bengkok adalah tanah kas desa yang disediakan khusus sebagai sumber penghasilan kepala desa dan perangkatnya. Tanah ini dikelola langsung oleh mereka, biasanya untuk bercocok tanam atau disewakan kepada warga.

 

Kepala Desa umumnya mendapatkan bagian terbesar dari tanah bengkok.

 

Perangkat Desa seperti sekretaris desa, kepala dusun, dan lainnya mendapatkan bagian yang lebih kecil.

 

 

Namun, hasil dari tanah bengkok ini sangat bergantung pada luas, kesuburan, dan kemampuan pengelolaannya, sehingga tidak semua perangkat desa mendapatkan penghasilan yang memadai.

Baca Juga :  Bertemu untuk Berpisah

 

2. Pendapatan Asli Desa (PADes)

 

Pendapatan Asli Desa (PADes) menjadi sumber lain untuk menggaji perangkat desa. PADes berasal dari hasil pengelolaan aset desa seperti pasar desa, retribusi, atau usaha milik desa. Namun, desa-desa yang memiliki potensi ekonomi kecil sering kali tidak bisa mengandalkan PADes sebagai sumber gaji.

 

3. Dukungan APBD Kabupaten/Kota

 

Sebagian desa juga mendapatkan dukungan anggaran dari APBD kabupaten/kota. Dana ini biasanya dialokasikan untuk membantu operasional desa, termasuk gaji kepala desa dan perangkatnya. Namun, besaran dukungan ini sangat bergantung pada kebijakan pemerintah daerah, sehingga tidak semua desa mendapatkan jumlah yang memadai.

 

4. Partisipasi dan Gotong Royong Masyarakat

 

Pada beberapa desa, terutama yang secara ekonomi lemah, masyarakat sering kali memberikan bantuan sukarela kepada perangkat desa sebagai bentuk penghargaan. Bentuk partisipasi ini bisa berupa pemberian hasil panen, uang, atau jasa. Hal ini mencerminkan kuatnya budaya gotong royong di masyarakat desa pada masa itu.

 

5. Tugas Pengabdian Tanpa Gaji Tetap

Baca Juga :  KONI Lhokseumawe Serahkan Bonus apresiasi kepada Peraih Medali di PORA Pidie

 

Di masa lalu, menjadi kepala desa atau perangkat desa sering kali dianggap sebagai tugas pengabdian. Tidak semua desa mampu memberikan gaji tetap. Banyak kepala desa dan perangkatnya yang bekerja tanpa mendapatkan imbalan rutin, hanya mengandalkan sumber lain seperti tanah bengkok atau bantuan dari masyarakat.

 

Perubahan Setelah Program ADD

 

Setelah pemerintah memperkenalkan Alokasi Dana Desa (ADD) dan kemudian Dana Desa (DD), sistem penggajian perangkat desa mengalami perubahan signifikan. ADD memberikan kepastian anggaran untuk mendukung operasional desa, termasuk memberikan penghasilan tetap bagi kepala desa dan perangkatnya. Kini, penggajian mereka diatur berdasarkan peraturan pemerintah sehingga lebih adil dan terjamin.

 

Kesimpulan

 

Sebelum adanya ADD dan Dana Desa, sistem gaji kepala desa dan perangkatnya sangat bergantung pada potensi lokal dan budaya setempat. Meski banyak keterbatasan, masyarakat desa berhasil mempertahankan sistem yang berbasis gotong royong dan kemandirian. Namun, dengan kehadiran ADD dan Dana Desa, perangkat desa kini dapat bekerja lebih fokus karena memiliki penghasilan yang lebih stabil dan terjamin.

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Aceh Seuramoe Mekkah: Harmonisasi Tradisi Peradaban, Syariat, dan Lingkungan
Syaukani Hasan Rais: Kepala Daerah Pertama yang Dipilih Langsung oleh Rakyat
GKST – Cukup Doa, Makan Saja, atau Peran Strategis di Poso?
Tajuk Rencana: Menyusun Kabinet Merah Putih di Bawah Kepemimpinan Prabowo Subianto
Aparat Desa Korupsi? Begini Cara Melaporkannya!
Harapan Masyarakat untuk Akses Energi yang Berkeadilan dan Berkelanjutan
Bersahabat dengan Alam: Mengembangkan Kesadaran Lingkungan untuk Keberlanjutan Oleh : Adhifatra Agussalim
Cucu Sultan Aceh: Sultan Jamalul Alam Badrul Munir Berjasa Besar Membangun Negeri Aceh Darussalam 

Berita Terkait

Kamis, 10 April 2025 - 19:58 WIB

Walikota Tanjungbalai Tinjau Langsung Lokasi Banjir

Kamis, 10 April 2025 - 18:46 WIB

Kapolres Pematangsiantar Terima Kunker Tim Supervisi Itwasum Mabes Polri

Kamis, 10 April 2025 - 15:01 WIB

Lapas Pemuda Langkat Ikuti Kegiatan Halal Bihalal 1446 H/2025 M Bersama Dirjen Pemasyarakatan Secara Virtual

Kamis, 10 April 2025 - 13:45 WIB

Kapolda Sumut Pastikan Nol Kriminalitas di Bandara Kualanamu, Posko Lebaran Diperpanjang Hingga 15 April 2025

Kamis, 10 April 2025 - 13:32 WIB

Kapolresta Deli Serdang dan Kesbangpol Fasilitasi Mediasi Perkelahian Antar Kelompok Masyarakat di STM Hilir

Kamis, 10 April 2025 - 13:19 WIB

Penggerebekan Bandar Narkoba di Medan Belawan Berlangsung Dramatis, Dua Motor Polisi Dibakar OTK

Kamis, 10 April 2025 - 12:20 WIB

Polres Tanjungbalai Gelar Binrohtal Untuk Bentuk Karakter Personel Yang Lebih Baik

Kamis, 10 April 2025 - 12:10 WIB

Walikota Tanjungbalai Hadiri Forum Konsultasi Publik Standar Pelayanan

Berita Terbaru

TANJUNG BALAI

Walikota Tanjungbalai Tinjau Langsung Lokasi Banjir

Kamis, 10 Apr 2025 - 19:58 WIB

PEMATANG SIANTAR

Kapolres Pematangsiantar Terima Kunker Tim Supervisi Itwasum Mabes Polri

Kamis, 10 Apr 2025 - 18:46 WIB