TLii l NTB l Kabupaten bima l www.timelinesnews.com-Aksi unjuk rasa terkait anjloknya harga jagung di kabupaten Bima menuai simpati seluruh elemen termasuk Mahasiswa dan pemuda, bagaimana tidak, tindakan represif oknum aparat kepolisian terhadap masa aksi saat membubarkan pemblokiran jalan dinilai mencederai semboyan kepolisian yang dimana sebagai pengayom, pelindung dan pelayanan masyarakat.
Setelah Jum’at, 19 April 2024 kemarin yang dimana masyarakat yang menuntut kenaikan harga jagung di Desa Bolo, Kecamatan Madapangga diseret dan diangkut paksa oleh aparat kepolisian dan hari sabtu 20 April 2024 kembali terjadi di Desa Laju, Kecamatan Langgudu.
Aksi pemblokiran jalan yang dilakukan mahasiswa dan masyarakat Desa Laju, Kecamatan Langgudu tersebut tidak direspon baik oleh Pemerintah Kabupaten Bima dalam hal ini Bupati Bima. Hingga kemudian terjadi pembubaran paksa oleh aparat kepolisian sekitar pukul 11: 12 WITA.
Pihak aparat kepolisian terdahulu membuka pemblokiran jalan, baru melakukan dialog dengan kami, dialog baru beberapa menit anggota kami 5 orang tiba-tiba diseret dan diangkut. Inikah aneh, masa jalan sudah dibuka setelah anggota kami diseret dan diangkut, salah kami dimana coba, ucap Adhar selaku Ketua Umum Himpunan Mahasiswa dan Pelajar Laju. saat dikonfirmasi media ini, Sabtu (20/04/2024).
Jalan itu terlebih dahulu dibuka oleh aparat, setelah itu terjadi dialog antara masa aksi dengan aparat kepolisian. Nah, baru beberapa menit dialog berlangsung, bahkan kami menyatakan tidak keberatan jalan itu dibuka kembali, tapi ternyata oknum aparat polisi itu menyeret dan membawa paksa masa aksi, ujarnya
Yang diseret dan diangkut paksa itu semisal kami melawan atau tidak ingin buka pemblokiran jalan, tapi inikan jalan sudah dibuka terlebih dahulu oleh mereka, kok anggota kami diseret dan diangkut paksa, inikan aneh, jelasnya.
Adapun nama-nama masa aksi yang dibawa oleh polisi tersebut yakni Raisul Amin, Mufti, wisdarjon, Mahdin dan Supardin. 4 orang mahasiswa dan satunya lagi anggota BPD, bebernya.
Kami pastikan perjuangan kami dalam memperjuangkan harga jagung dan harga rumput laut akan tetap berlanjut, sampai ditetapkan harga yang maksimal, Walaupun anggota kami telah di tangkap dan di lakukan tindakan represif oleh oknum kepolisian perjuangan ini tak akan selesai sampai di sini, kami akan tetap berjuang dalam tuntutan awal, akan melanjutkan aksi demonstrasi dengan masa aksi yang lebih banyak lagi.
Kami mengajak seluruh mahasiswa dan masyarakat sekota dan kabupaten bima untuk terus berjuang bersama-sama dalam rangka tercapai tuntutan kita demi kesejahteraan masyarakat sekota dan kabupaten bima, ujarnya.