TLii >> Kota Serang — Pendidikan inklusi di Kota Serang mendapatkan dorongan baru dengan hadirnya aplikasi Android yang dirancang khusus untuk memberikan informasi tentang penyakit ikan dan cara pencegahannya. Inisiatif ini dipimpin oleh Ahmad Satibi sebagai Ketua Tim Pengabdian Masyarakat, dan merupakan langkah signifikan dalam mendukung pendidikan inklusi yang lebih merata, adil, dan berkualitas di lingkungan sekolah, terutama di sekolah-sekolah inklusi seperti SD Labschool UPI Serang, SDN 7 Kota Serang, dan SDN 4 Kota Serang.Pendidikan inklusif berusaha menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendukung bagi semua siswa tanpa memandang perbedaan dan kebutuhan khusus. Namun, beberapa kendala masih ditemukan dalam pelaksanaan pendidikan inklusi di Kota Serang. Selain itu, terdapat 61 anak berkebutuhan khusus dari sepuluh sekolah inklusi di Kota Serang pada tahun 2023 yang menghadapi berbagai tantangan dalam mendapatkan layanan pendidikan yang memadai.
Minimnya sosialisasi kebijakan layanan pendidikan inklusi, keterbatasan anggaran, tidak tersedianya sarana dan prasarana yang memadai, serta koordinasi yang kurang antara pihak sekolah dengan para pemangku kepentingan menjadi hambatan dalam implementasi pendidikan inklusi yang efektif.
Untuk menjawab tantangan ini, sebuah aplikasi Android telah dikembangkan sebagai bagian dari program Pengabdian kepada Masyarakat. Aplikasi ini bertujuan untuk memastikan bahwa setiap siswa, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus, memiliki akses yang setara terhadap informasi terkait penyakit ikan dan cara pencegahannya. Dengan aplikasi ini, siswa dengan berbagai tingkat kemampuan dan kebutuhan belajar dapat mengakses materi sesuai dengan gaya belajar masing-masing, baik secara visual, auditori, maupun kinestetik.
Melalui pendekatan berbasis aplikasi Android, siswa tidak hanya diberikan pemahaman mengenai penyakit ikan dan langkah-langkah pencegahan, tetapi juga diajak untuk terlibat aktif dalam menjaga kesehatan ekosistem akuatik. Aplikasi ini dirancang untuk menjadi sumber belajar interaktif yang dapat digunakan kapan saja dan di mana saja, sehingga memungkinkan siswa untuk memahami pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem melalui pembelajaran yang menyenangkan.
Metode yang digunakan dalam kegiatan ini meliputi penyuluhan, pelatihan, pendampingan, dan evaluasi. Selama penyuluhan, para siswa akan diperkenalkan dengan berbagai jenis penyakit ikan, gejala-gejalanya, dan langkah-langkah pencegahan yang dapat dilakukan untuk menghindari penyebaran penyakit. Dalam pelatihan, siswa akan diajak untuk mengidentifikasi penyakit ikan secara langsung dan memahami cara mengelolanya melalui penggunaan aplikasi.
Pendampingan akan diberikan kepada guru dan siswa untuk memastikan penggunaan aplikasi dapat dimaksimalkan dalam proses pembelajaran sehari-hari. Evaluasi dilakukan untuk menilai efektivitas penggunaan aplikasi ini dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap topik yang diajarkan, serta untuk mendapatkan masukan guna pengembangan aplikasi lebih lanjut.
Dengan adanya aplikasi ini, diharapkan pendidikan inklusi di Kota Serang dapat terus berkembang, memberikan kesempatan yang lebih baik bagi semua siswa untuk belajar dan berkembang sesuai dengan potensi masing-masing. Program ini juga menggarisbawahi pentingnya kolaborasi antara pemerintah, sekolah, guru, dan masyarakat dalam mendukung pelaksanaan pendidikan inklusi yang efektif.
“Dengan menyediakan akses informasi yang inklusif dan merata melalui aplikasi ini, kami berharap semua siswa, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus, dapat belajar dengan lebih baik dan terlibat aktif dalam menjaga lingkungan,” ujar Ahmad Satibi, Ketua Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Serang Prodi Pendidikan Kelautan dan Perikanan.
Langkah inovatif ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam mengembangkan solusi digital untuk mendukung pendidikan inklusi. Dengan teknologi yang tepat, semua siswa berhak mendapatkan pendidikan yang adil, merata, dan berkualitas, tanpa terkecuali.