TLii | Gresik – Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Gresik buka suara soal rembuk bersama dengan tema Indonesia Lebih Baik Tanpa 02. Acara tersebut mengatasnamakan warga NU dan Muhammadiyah Gresik.
Wakil Ketua PDM Gresik Ainul Muttaqin menegaskan, Muhammadiyah tidak berpolitik praktis. Selain itu, Muhammadiyah tidak memihak kepada paslon tertentu di Pilpres 2024.
“Dapat kami tegaskan melalui sikap Persyarikatan Muhammadiyah bahwa Persyarikatan Muhammadiyah menyatakan dengan tegas tidak memihak ke salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden. Muhammadiyah menjaga jarak yang sama,” kata Ainul Muttaqin dalam keterangan tertulis yang diterima detikJatim, Senin (12/2/2024).
Ainul melanjutkan, Muhammadiyah mendorong pemilu yang jujur dan adil serta menghasilkan pemimpin terbaik.
“Muhammadiyah mendorong pemilu yang Jurdil (Jujur dan adil) sehingga terpilih pemimpin yang amanah dan bisa membawa kemaslahatan Bangsa dan negara Republik Indonesia yang lebih baik,” tegasnya.
Dirinya juga memastikan tidak ada kader Muhammadiyah yang terlibat dalam acara itu. Sebab, gerakan itu hanya diikuti oknum-oknum tidak bertanggungjawab.
“Pimpinan Daerah Muhammadiyah kabupaten Gresik menyatakan tidak ada kader Muhammadiyah yang mengikuti kegiatan tersebut,” tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, warga NU dan Muhammadiyah di Gresik menggelar rembuk bersama menyikapi Pilpres 2024, Sabtu (10/2). Acara rembuk tersebut mengambil tema Indonesia Lebih Baik Tanpa 02.
Muhammad Nur Rahman, inisiator rembuk warga NU dan Muhammadiyah mengatakan tujuan acara ini untuk menyikapi politik nasional. Sekaligus sebagai keprihatinan atas memudarnya etika berbangsa dan bernegara yang dilakukan sejumlah elit yang semuanya bersumber dari dalam istana negara.
Rembuk yang dilakukan mengambil tema Indonesia Lebih Baik tanpa 02. Ini karena paslon capres-cawapres 02 Prabowo-Gibran dianggap merepresentasikan kekuatan antireformasi.
“Kami mengambil tema Indonesia Lebih Baik Tanpa 02, karena kami menganggap pasangan Prabowo dan Gibran dalam Pilpres 2024 ini adalah representasi dari bersatunya kekuatan antireformasi dan antidemokrasi yang ingin melanggengkan kekuasaan dan politik dinasti,” terang Rahman dalam keterangan resminya yang diterima detikJatim, Sabtu (10/2).