Lupakan Kami Setelah Berjuang? Seruan untuk Menghidupkan Kembali Pahlawan Perempuan Aceh

Edi Marcell

- Redaksi

Senin, 21 April 2025 - 14:17 WIB

2046 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Lupakan Kami Setelah Berjuang? Seruan untuk Menghidupkan Kembali Pahlawan Perempuan Aceh

Lupakan Kami Setelah Berjuang? Seruan untuk Menghidupkan Kembali Pahlawan Perempuan Aceh

TLII>>Aceh – Seluruh penjuru negeri larut dalam perayaan Hari Kartini pada 21 April Poster-poster bertema emansipasi perempuan bertebaran di media sosial, kantor pemerintahan, hingga sekolah-sekolah. Semangat perjuangan Kartini dikutip ulang dalam pidato-pidato formal yang sayangnya lebih banyak bersifat simbolik. Namun di tengah euforia tersebut, sebuah kenyataan pahit menyelinap: kita seolah lupa pada pahlawan perempuan dari Aceh, para pejuang yang tak kalah berjasa dan layak dikenang dengan kebanggaan yang sama.

Lupakan Kami Setelah Berjuang? Seruan untuk Menghidupkan Kembali Pahlawan Perempuan Aceh

Siapa yang masih ingat pada Cut Nyak Dhien, Cut Nyak Mutia, atau Laksamana Keumalahayati? Nama-nama ini dulu menggetarkan barisan musuh dan menjadi simbol keberanian perempuan di medan perang. Mereka bukan hanya bagian dari sejarah Aceh, tetapi juga bagian dari sejarah besar bangsa ini. Namun mengapa nama mereka begitu sunyi setiap kali bangsa ini memperingati perjuangan perempuan?

Baca Juga :  Cucu Sultan Aceh :"Sultanah Inayat Zakiatuddin Syah Berdaulat Jalin Hubungan Dengan Negeri Haramain dan Syarif Mekkah"

 

Yang lebih menyedihkan, sikap diam pemerintah Aceh seolah ikut melanggengkan lupa ini. Tidak ada peringatan hari lahir, tidak ada gerakan budaya, tidak ada narasi yang mengangkat mereka ke permukaan. Cut Nyak Dhien lahir pada 12 Mei 1848, Cut Nyak Mutia pada 15 Februari 1870, dan Keumalahayati pada 1 Januari 1550. Semua ini tercatat dalam sejarah, namun jarang kita melihat atau mendengar upaya konkret untuk mengabadikan tanggal-tanggal tersebut dalam bentuk penghormatan yang layak.

 

Apakah nilai sejarah dan identitas Aceh sedemikian remeh di mata penguasa? Apakah para pemangku kebijakan terlalu sibuk mengejar ambisi pribadi hingga lupa pada darah dan air mata yang pernah tertumpah untuk mempertahankan tanah ini?

 

Mengangkat kembali nama-nama pahlawan perempuan Aceh bukanlah tindakan yang berlebihan, melainkan langkah penting untuk menjaga identitas dan harga diri daerah ini. Perjuangan mereka adalah pondasi dari kebebasan yang kita nikmati hari ini, dan melupakan mereka adalah bentuk pengkhianatan terhadap sejarah kita sendiri.

Baca Juga :  Setelah Diserang Surat Hoaks BPMA, Beredar Foto Makmun dan Fahrudin dengan Menteri Bahlil

 

Kita tidak menolak peringatan Hari Kartini. Tapi keadilan sejarah menuntut agar penghargaan yang sama diberikan kepada pahlawan perempuan lain dari seluruh pelosok negeri. Perjuangan bukan milik satu nama saja, dan emansipasi bukan monopoli satu tokoh saja.

 

Kini saatnya masyarakat Aceh bangkit. Kita tidak bisa terus menunggu uluran tangan pemerintah yang tak kunjung datang. Mari galang kesadaran bersama, mulai dari sekolah, komunitas, hingga media lokal. Mari tuntut pengakuan yang layak atas jasa pahlawan kita. Karena bangsa yang besar bukan hanya bangsa yang mengenang pahlawannya—tetapi juga bangsa yang tidak membiarkan sebagian dari mereka terlupakan.

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Hadiri Haul ke-4 Abu Usman Pedeung, Mualem Siap Bantu Pembangunan Masjid Seribu Tiang
Pangdam Iskandar Muda Terima Kunjungan Silaturahmi Wakapolda Aceh di Makodam IM
Kanwil Ditjenpas Aceh Tebar Kepedulian Lewat Bakti Sosial di Dayah Nurul Huda
Keluarga Besar Rang Tanjung Sumut Gelar Halal Bi Halal Penuh Kehangatan Dan Kekeluargaan
Waled Cot Lipah, Kukuhkan Pengurus Harian LPI Fathul Ainiyah Al-Aziziyah Pidie Jaya . Masa Bakti Tahun 2025 – 2026.
SWI Ucapkan Terima Kasih atas Pengabdian AKBP Suprihatiyanto di Aceh Singkil
Kakanwil Ditjenpas Aceh Paparkan Program Pemasyarakatan di Hadapan Komisi XIII DPR RI
Bupati dan Wakil Bupati Pidie Jaya: Selamat Kepada Ketua Tastafi Terpilih, Periode 2025-2030. Tgk.H. Muniruddin, S.Sos., (Waled Kiran) .

Berita Terkait

Senin, 21 April 2025 - 17:30 WIB

Kapolres Pematangsiantar Bersama Kompol Sandra Siska S.I.K Berbagi Kasih ke Panti Asuhan Yayasan Islamic Centre

Senin, 21 April 2025 - 17:22 WIB

Kapolres Pelabuhan Belawan Berikan Penghargaan kepada Personel dan Masyarakat Berprestasi dalam Apel Jam Pimpinan

Senin, 21 April 2025 - 17:02 WIB

Polda Sumut Kerahkan Ribuan Personel Amankan Ibadah Paskah 2025

Senin, 21 April 2025 - 16:10 WIB

Lagi Santai Menunggu Pembeli, Polres Pematangsiantar Ringkus Pengedar Sabu Jalan Pisang

Senin, 21 April 2025 - 16:04 WIB

Kapolres Pematangsiantar Bersama Walikota Dampingi Ketua TP PKK Sumut Kunker di Dua Posyandu

Senin, 21 April 2025 - 15:11 WIB

BREAKING NEWS: Gunakan Pekerja Harian Lepas, Kepala UPT Diduga Abaikan Aturan K3

Senin, 21 April 2025 - 14:49 WIB

Jalin Silaturahmi, Kalapas Padangsidimpuan Koordinasi Dengan Walikota Padangsidimpuan

Senin, 21 April 2025 - 14:38 WIB

Pemakaman Kedinasan sebagai Penghormatan terakir untuk Personil Polres Aceh Selatan yang meninggal Dunia.

Berita Terbaru