TIMELINESINEWS | GAYO LUES.
Blangkejeren, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Aceh menyelenggarakan Seminar Dialog Lintas Forum Angkatan pertama tahun anggaran 2023 dalam rangka”Sinergisitas Menuju Harmoni”
Dalam kegiatan seminar ini, dihadiri oleh sejumlah LSM yang di undang oleh pihak Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Aceh dengan surat undangan nomor 456/116/2023, tanggal 25 Mei 2023, Narasumber dihadiri oleh Bapak Hamid Zein, SH, M. Hum, (Kepala FKUB Aceh), Kepala Badan Kesbangpol Gayo Lues ( M. Noh, S. Pd, M. Ap ), dan Teuku H. Abdullah Usman (Waka FKUB Provinsi Aceh).
Dalam seminar Dialog Lintas Forum “Sinergisitas Menuju Harmoni” yang diselenggarakan oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Aceh ini,
Acara ini diisi oleh 3 narasumber utama.
Bapak Hamid Zein, SH, M. Hum, (Kepala FKUB Aceh), memberikan arahan singkat. Tujuan acara ini adalah untuk Menyerap aspirasi-aspirasi masyarakat agar bisa disampaikan Kepada Gubernur. Sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan-kebijakan mengenai isu-isu terkini yang terjadi di masyarakat.
Beliau juga membahas tentang permasalahan hangat mengenai Pembangunan Rumah Ibadah (non muslim) di Aceh yang memiliki aturan khusus. Namun hal ini sering disalah artikan dan digadang-gadang menjadi konflik Intoleransi di Aceh.
Bapak Hamid Zein Berharap “Isu sara dapat diredam untuk membantu kesuksesan pemilu 2024 yang sudah didepan mata, dan juga mewujudkan Sinergi dan Harmoni dalam Kerukunan Umat Beragama”.
Dilanjutkan oleh narasumber kedua, Kepala Badan Kesbangpol Gayo Lues (M. Noh, S. Pd, M. Ap), beliau Menyampaikan bahwa Peran Pemerintah dalam Kerukunan Umat Beragama adalah sebagai, Fasilitator (perantara), Koordinator,(mendampingi), Regulator (pembuat regulasi, keputusan, aturan). Jadi diharapkan Pemerintah juga diikutsertakan dalam kegiatan antar umat beragama demi meredam potensi konflik yang bisa terjadi, Sehingga terwujudlah Harmoni Antar Umat Beragama yang bersinergi dengan pemerintah di Aceh, khususnya di Gayo Lues.
Sebagai narasumber ketiga Teuku H. Abdullah Usman (Waka FKUB Provinsi Aceh), mengangkat isu mengenai permasalahan sekte-sekte dalam agama selain Islam dan aliran-aliran intern islam seperti Syi’ah, Wahabi, dll yang seringkali memicu keresahan dimasyarakat belakangan ini.
Beliau mengatakan “Masyarakat perlu lebih dilindungi dari masuknya paham-paham yang bisa jadi menyesatkan dan bisa memicu konflik SARA. Sebab masyarakat kita adalah masyarakat yang sangat sensitif mengenai hal Agama, namun terkadang dangkal akan pengetahuan Agama yang sesungguhnya, sehingga mudah terhasut”.
kegiatan Seminar dilaksanakan pada hari Selasa (30/05/2023) berlokasi di Hotel Ari Naufal Desa kampung Jawa Kec. Blangkejeren Kab. Gayo Lues.
Dalam sesi diskusi, Bapak Jamaluddin Ilyas memberikan penilaian Pribadi Beliau mengenai konflik Agama yang ada saat ini. Menurut Beliau, hal ini terjadi bukan semata-mata hanya karena murni konflik antar umat. Namun, adanya Provokasi dari pihak tertentu yang memang menginginkan perpecahan di NKRI.
Menurut pendapat beliau, bisa jadi ini dilatar belakangi oleh oknum-oknum Ekonom Dunia demi kepentingan politik dan ekonomi antar negara.
Bapak Jamaluddin Ilyas juga menganalogikan konflik antar agama yang belakangan ini marak terjadi dengan “Filosofi Santan”.
” Santan itu sejatinya adalah air, namun apabila terus di panaskan akan menghasilkan minyak yang tidak bisa menyatu dengan air itu sendiri. Jika tidak bisa menjaga suhunya tetap stabil, maka akan terpisahlah antara minyak dan air (timbul perpecahan). Dimana air dan minyak dari santan tersebut tidak bisa lagi disatukan seperti sediakala”, tutur beliau.
Masyarakat diharapkan lebih jeli dalam menyikapi hal-hal yang membawa konflik agar tidak terseret menjadi konflik nasional yang memang menjadi target sesungguh dari para oknum pembuat konflik yang berada dibelakang layar. Yang berkepentingan di politik tingkat atas.
Adanya konflik intern Islam saat ini seperti kehadiran aliran Wahabi, Salafi, Syi’ah, dsb juga harus lebih diselidiki mendalam, apakah hal ini juga merupakan selipan selipan benih konflik yang disusupkan oleh para oknum yang memiliki kepentingan dan keperluan terhadap kehancuran NKRI.
Diakhir acara juga ada tambahan dari Bapak M. Nas, MA, dari FKUB provinsi Aceh. “Dengan adanya kegiatan ini kami berharap bisa lebih mengedukasi masyarakat & memperkecil kemungkinan konflik melalui pemahaman agama mendalam yang tidak setengah-setengah dari para pemuka Agama, dan pemimpin-pemimpin Forum. Agar terwujud Kerukunan Umat Beragama yang Harmoni seperti tema diskusi hari ini. Sinergisitas menuju Harmoni”, imbuh beliau. DN.