Timeline Inews | Gayo Lues
Indonesia memiliki dua Aset Pokok yang digunakan dalam Proses Pembangunan Bangsa. Kedua Aset Pokok adalah, Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam. Bagi para mantan pecandu Narkoba, Sumber Daya Manusia merupakan masalah yang besar. Mereka dihadapkan pada Stigma Negatif sehingga kurang percaya diri, kurang Produktif dan tidak mampu bersaing dalam Dunia Usaha ataupun Dunia kerja.
Dalam upaya Pemberdayaan bagi para mantan Pecandu Narkoba, BNN selalu berupaya membangun jaringan dan menjalin kerja sama dengan berbagai pihak yang mampu memberikan pelatihan keterampilan kerja bagi para Warga Binaannya.
Pencapaian atau keberhasilan Badan Narkotika Nasional (BNN) melalui Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Gayo Lues dalam penanggulangan masalah Narkoba, baik dari segi pencegahan, Pemberantasan, Pemberdayaan Masyarakat, Rehabilitasi hingga kerja sama, harus diapresiasi dan bisa ditiru oleh Daerah lain.
Seperti contoh, salah seorang mantan Pecandu Narkoba kini telah berhasil keluar dari pecandu tersebut dan kini telah mampu bangkit mengelola salah satu usaha Koperasi yang membidangi jual beli Kopi Arabika berkat bantuan pihak BNNK Gayo Lues, melalui Grand Desain Alternative Development (GDAD) sehingga bisa melakukan terobosan baru.
Dia adalah Abdulrahman Aman Mala (43) Warga Binaan BNNK Gayo Lues asal Desa Penosan Kecamatan Blangjerango Kabupaten Gayo Lues, yang kini telah mampu bangkit dari kesulitan dan saat ini beliau telah mendirikan sebuah Koperasi yang bernama Gayo Caffee Mountain Leuser yang bertempat di Desa Penosan Blangjerango.
Berkat kegigihannya serta di bantu dengan pembinaan oleh BNNK Gayo Lues, kini Koperasi Gayo Coffee Mountain Leuser telah melakukan kerja sama dengan PT. Ujang Jaya International yang berpusat di Jalan Garuda II Nomor 95 KM 13,8 Sei Semayang Binjai Medan Provinsi Sumatera Utara sehingga Kopi Arabika dibawah naungan Gayo Coffee Mountain Lauser bekerja sama dengan PT. Ujang Jaya International kini telah merambah pemasarannya hingga ke Starbucks Amerika Serikat.
Terkait hal tersebut tim Timeline Inews beserta perwakilan Oposisi 86.com merasa perlu melakukan wawancara eksklusif terhadap sang enterprenuer. Untuk Lebih jelasnya, berikut hasil wawancara kami dengan Bos Koperasi Gayo Coffee Mountain Leuser Abdurahman Aman Mala, Minggu (02/07/2023).
Mus: Assalamualaikum Dinda Abdurrahman ?
Aman Mala: Walaikum Salam, Apa kabar Bang
Mus: Baik Dinda, ini mau wawancara dengan dinda, boleh kan dinda ?
Aman Mala: Ya Boleh aja, ada apa ya yang mau ditanyakan bangda.
Mus: Begini dinda, baru – baru ini dinda Abdurrahman kan baru Pulang dari Bali, sebenarnya dalam rangka apa di Bali ?
Aman Mala: Oya ya bang, itu menghadiri Puncak Hari Anti Narkotika Internasional (Hani) sekaligus menerima penghargaan dari BNN RI.
Mus: Oo gitu, dimana acaranya diselenggarakan dan itu penghargaannya diterima oleh siapa itu?
Aman Mala: di Garuda Wisnu Kencana Badung Bali bangda, dan yang menerima penghargaan tersebut, Koperasi Gayo Coffee Mountain Lauser bang.
Mus: kira – kira Tanggal berapa acaranya dilaksanakan ?
Aman Mala: sekitar Tanggal 26 – Juni – 2023 bang.
Mus : Jadi kami ingin tahu bagaimana sejarahnya, Koperasi Gayo Coffee Mountain Leuser ini bisa mendapatkan penghargaan?
Aman Mala: Secara berkebetulan, dan mungkin inilah Allah tunjukan disini, dibukakan mata hati masyarakat untuk petani kopi kita. Karena yang saya tahu, sudah berkali-kali kita membentuk koperasi kopi di pantan cuaca namun tidak pernah terwujud. Alhamdulillah dengan berkat kerjasama kami dengan pihak BNNK Gayo Lues, dan Pemerintah Daerah Kabupaten Gayo Lues, serta PT. Ujang Jaya Internasional di Medan, kemudian berkelanjutan dengan pihak Starbucks.
Setelah itu, setelah berjalan posisi roda perekonomian kita bisa berimbang dan malah kalau di tahun-tahun ini sekarang, harga dikita yang lebih tinggi dibandingkan di Takengon dan Bener Meriah. Dan disaat sekarang pun Gayo Lues masih termasuk tertinggi.
Mus : Jenis kopi apa saja yang ada dalam kerjasama dengan PT. Ujang Jaya Internasional?
Aman Mala : Kita khusus kopi Arabika (Coffea arabica).
Mus : Bagaimana cerita awal mula suksesnya Koperasi ini menjadikan Koperasi ini bisa di percaya oleh PT. Ujang Jaya International sebagai Mitra Perdagangan Kopi Arabika asal Kabupaten Gayo Lues ini dan bahkan bisa menembus pasar internasional hingga ke Starbucks Amerika Serikat, gimana ceritanya ?
Aman Mala : Awal ceritanya itu saya berinisiatif dengan abang saya, H. Talib. Kebetulan kita punya kebun kopi ada beberapa titik. Yang punya itu Bang Talib, Bang Salam yang DPR, dan anak-anaknya semuanya kan punya kebun kopi. Kebun kopi milik keluarga besar. Jadi awalnya, saya pertama kalinya disuruh Abang beli kopi. Kemudian digiling ke Blangkejeren. ke kilang-kilang yang mana sampai berapa-berapa hari tidak digiling. Sehingga kami mengambil Inisiatif bersama abang termasuk keluarga besar kami, sehingga kami membangun gilingan kopi sendiri. Dengan tujuan untuk memperoses kopi hasil kebun milik keluarga sendiri, tanpa bermaksud ingin membeli dari hasil panen Petani lain. Dan hasilnya kami coba pasarkan baik ketakengon maupun ke Bener Meriah, bahkan ke Medan.
Namun setelah kami pelajari, baik di Takengon maupun di Bener Meriah, lebih condong menolak barang ke Medan, lantas jika mereka Tokeh atau Agen dari Kabupaten Aceh Tengah maupun Tokeh dari Kabupaten Bener Meriah kenapa bisa menolak Kopi Arabika nya ke Medan. Toh kita dari Gayo Lues kenapa tidak bisa? Namun, ternyata jika kita ingin menolak barang seperti Kopi Arabika Ke Medan, kita harus memiliki Wadah, seperti misalnya kelompok Tani atau Koperasi bahkan NPWP nyapun mereka pertanyaan dan sebagainya.
Akhirnya kami pun sudah mulai pasrah, sehingga datanglah perwakilan dari PT. Ujang Jaya International dengan sendirinya, bahkan mereka menyarankan agar kami membuat Wadah berupa Koperasi Khusus untuk jual beli, dimana koperasi kita ini berdiri sendiri dengan tidak menerima hibah berupa Uang dari siapapun, terkecuali hibah berupa pembangunan.
Setelah Koperasi ini berdiri, ternyata BNNK Gayo Lues memiliki Program Grand Desain Alternative Development (GDAD) yang sejalan dengan Program Koperasi ini. Akhirnya terjalinlah kerja sama antara Koperasi Gayo Coffee Mountain Lauser dengan pihak BNNK Gayo Lues.
Mus : Bagaimana ceritanya koperasi ini bisa bekerjasama dengan BNNK Gayo Lues?
Aman Mala : Saya merupakan salah satu Binaan BNNK Gayo Lues. Kami bekerjasama dengan BNNK Gayo Lues untuk memberdaya gunakan kembali para pecandu yang sudah di rehabilitasi oleh BNNK Gayo Lues. Dan disini yang kita pekerjakan adalah para mantan pecandu tersebut.
Mus : Seiring berjalannya waktu bagaimana perasaan anda setelah dibina oleh BNNK?
Aman Mala : Berkat bantuan BNNK serta yang terutama suport dari keluarga saya, saya kini merasa sudah kembali menjadi bagian dari orang-orang yang produktif dan bebas dari Narkoba.
Mus : Apa harapan saudara terhadap para pecandu-pecandu narkoba saat ini?
Aman Mala : Harapan saya untuk para pecandu saat ini, yang masih belum sadar, sebaiknya bekerjasamalah dengan BNN. Namun jika yang bersangkutan belum mau bekerjasama dengan BNN sebaiknya pihak keluargalah yang terlebih dahulu bekerjasama dengan pihak BNN, agar pihak BNN lebih mudah mengarahkan.
Mus : setelah anda meresapi hidup sebagai pengusaha kopi arabika dan setelah anda mendapatkan penghargaan di Bali dari Kepala BNN pusat, apa yang terbenak dihati saudara?
Aman Mala : kenapa tidak dari dulu saya seperti ini?. Karena dengan terbentuknya koperasi ini bukan hanya saya dan keluarga yang terbantu melainkan seluruh petani kopi yang ada di Gayo Lues ini. Dimana petani yang sudah terbina oleh Koperasi kita ada sekitar 1007 Petani dan sudah keluar ID nya dari Starbuck yang tersebar di seluruh Gayo Lues. Dimana kontrak penjualan kita saat ini sudah langsung ke Starbuck. Dimana kita sudah menyiapkan untuk pembayaran PAD sebesar Rp. 250,- / kg kepada Pemda apabila regulasinya sudah ditetapkan. Yang dimana saat ini regulasi maupun peraturan terkait hal tersebut masih belum jelas, sehingga kami tidak tahu harus diserahkan kemana.
Dwie : berapa besaran target bulanan dalam kontrak antara koperasi dan pihak Starbucks?
Aman Mala : 66 ton perbulannya. Dengan sistem kita mengirimkan barang asalan kepada PT. Ujang Jaya Internasional untuk diproses kembali agar ready untuk bisa di kirimkan langsung ke Pihak Starbucks Amerika. Hal ini dikarenakan di Gayo Lues ini kita belum memiliki mesin pengolahan yang layak. Seperti misalnya mesin Suton yaitu mesin pemilihan biji kualitas bagus dan yang kurang bagus. Lalu mesin Sortex atau ayakan untuk memisahkan biji kopi berdasarkan ukurannya, agar bisa memenuhi standar yang diminta oleh pihak starbuck. Dan target 66 ton itu sudah mampu kita penuhi tiap bulannya bahkan berkemungkinan lebih daripada itu ketika panen raya.
Mus : Untuk saat ini harga beli anda dari petani ada di angka berapa?
Aman Mala : Rp. 91.000,- / kg untuk yang sudah jadi beras, Rp. (45.000) / kg untuk yang masih dalam bentuk gabah, melalui kolektor kita yang tersebar di beberapa titik.
Mus : Apa harapan anda untuk kedepannya?
Aman Mala: Selaku ketua koperasi, saya berharap kedepannya agar muncullah koperasi-koperasi kopi lainnya agar tercipta persaingan harga yang sehat bertujuan untuk kesejahteraan petani kopi kita. Dan kami akan ikut serta membayar PAD kepada pemerintah. Itu lah harapan kami satu-satunya. Tentunya setelah aturan dan regulasi terkait hal tersebut sudah di sahkan oleh pemda setempat.
Mus : Terakhir, apa harapan anda selaku ketua koperasi terhadap pemerintah daerah Kabupaten Gayo Lues?
Aman Mala : Harapan saya terhadap pemda setempat agar kedepannya lebih memperhatikan petani kopi yang ada di Gayo Lues ini. Seperti misalnya mengadakan pembinaan terhadap petani kopi dengan harapan semakin banyak petani yang terbina maka akan semakin banyak pula PAD yang akan diterima oleh Pemda Kita. Kepada petani juga saya berharap agar kedepannya bisa lebih mandiri, tidak terlalu bergantung lagi kepada pemda. Terkait pengadaan bibit misalnya. Perlu diketahui juga untuk saat ini koperasi kita juga sudah mendapat bantuan bibit dari Starbucks Amerika sebanyak 250.000 bibit kopi yang sedang dibibitkan di Berastagi. Bibit ini ditujukan untuk target perluasan lahan kopi di Gayo Lues. Terang sang pebisnis panjang lebar.
Demikian hasil wawancara eksklusif kami dengan Ketua Koperasi Gayo Coffee Mountain Leuser. (DN)
Penulis : Dwie Nouv
Editor : Dwie Nouv
Sumber Berita : Wawancara eksklusif tim Timeline Inews