TIMESLINES INEWS >> Lebak – Suasana senja sehabis sholat magrib di Masjid Al Araaf Kota Rangkasbitung sedikit ramai. Disalah satu sudut masjid, tampak bersandar seorang wanita, dengan tas Yakult di depannya.
Dialah Neng Triharyani (45) seorang yakult Id di kota Rangkasbitung.
Tiga tahun sudah Neng Triharyani atau yang akrab dipanggil Teh Neng ini, bergabung sebagai Yakul Id. Dari niat awal bekerja untuk membantu ekonomi keluarga, hingga saat ini.
“Awalnya saya bekerja sebagai Yakul Id, ini karena suami ketika itu kena PHK karena adanya pengurangan pegawai ditempatnya bekerja, saat itu anak pertama mau masuk SMK, dan saya juga sedang membangun rumah, tentu butuh biaya,” ujarnya, Minggu (21/4/2024).
Ditengah kekalutan masalah ekonomi keluarga itu, Neng mendapat tawaran bergabung menjadi Yakul Id.
“Saya gak langsung masuk, tapi diseleksi dulu, alhamdulillah keterima,” ujarnya.
Neng mengaku tidak mudah menjadi Yakult Id yang harus menjual produk minuman Yakult sesuai target setiap bulan. Karena dari target itulah ia mendapatkan upah.
“Saya harus keluar masuk gang, door to door, demi mengejar target,” katanya.
Sampai Neng pernah berada pada titik lelah, saat produknya tidak ada yang membeli sama sekali. Tapi bayangan wajah anak-anaknya dirumah, membuat ia kembali bersemangat.
“Saya harus semangat, demi keluarga, walau suami tidak pernah menyuruh saya bekerja, tapi dengan penghasilan suami sekarang yang serabutan, san anak-anak membutuhkan biaya, saya harus terus berjuang,” kata Neng lirih.
Neng, cerminan Kartini masa kini, ditengah keterbatasannya, sebagai Yakult Id, ia berharap masa depan anak-anaknya akan lebih baik.
“Saya hanya lulusan paket C, ingin anak-anak saya dapat memiliki pendidikan yang lebih baik daripada saya,” ujar Neng.
Berkat kegigihannya kini, ibu 3 anak ini telah bisa mengantar anak sulungnya menjadi Sarjana Ekonomi, dan menyekolahkan keponakannya yang yatim piatu. Bahkan dia juga dinobatkan sebagai salah seorang Yakuld Id berprestasi di Kabupaten Lebak.
“Memang gak mudah menjadi Yakult Id. Saya kadang harus mengorbankan hari libur, dna kebersamaan dengan keluarga, tapi alhamdulillah, anak – anak dan suami mengerti, saya bekerja bukan untuk diri saya sendiri,” ucap Neng.