Ikan Asin, Antara Tradisi dan Usaha Untuk Menopang Hidup Warga Pusong

Zul

- Redaksi

Rabu, 19 Februari 2025 - 19:40 WIB

20144 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Proses proses penjemuran oleh warga penggelut usaha ikan asin di gampong pusong (Foto ; Istimewa)

TIMELINES INEWS | LANGSA

Kota Langsa – Matahari baru meninggi, tapi panasnya sudah cukup membakar kulit. Di Gampong Pusong, Kecamatan Langsa Barat, aroma ikan rebus bercampur asap kayu bakar menyeruak ke udara, menusuk indra penciuman siapa saja yang datang.

Pulau kecil ini terpisah dari Kota Langsa. Untuk mencapainya, harus menumpang kapal nelayan atau kapal trip yang bergoyang mengikuti gelombang.

Setibanya di sana, pemandangan khas menyambut: deretan jaring besar dipenuhi ikan yang dijemur, pekerja yang mondar-mandir mengangkat ember, dan tungku-tungku besar yang terus menyala.

Di tengah kesibukan itu, seorang gadis belia tampak tak segan turun tangan. Nyak Puan Islami, atau akrab disapa Inyak, mengangkat ikan dari dandang besar dengan wajah lelah.

Nyak Puan Islami foto bersama Pengusaha Ikan Asin, Mustafa ( Suami dari Murni).

“Kerja di sini bukan soal kuat atau tidak, tapi harus tahan banting. Dari pagi, sampai pagi lagi,” katanya, sembari menyeka peluh di dahinya.

Baca Juga :  Polres Toba Bersama TNI Gelar Patroli Jelang Pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Toba

Pekerjaan ini bukan sekadar rutinitas bagi warga Pusong, tapi soal bertahan hidup. Mustafa (52) dan istrinya, Munri (50), telah puluhan tahun menjalankan usaha ikan asin di sini.

Mereka bukan hanya menggantungkan nasib pada bisnis ini, tetapi juga memberi lapangan pekerjaan bagi ibu-ibu rumah tangga yang suaminya pergi melaut.

Tapi di balik usaha mereka, ada satu hal yang mengusik hati Inyak. Bukan Mustafa atau Munri yang mengatur pemasukan dan pengeluaran usaha, melainkan anak mereka, Musyaira (17).

“Ayah sama ibu nggak sekolah, jadi saya yang pegang uang,” kata Syaira, sambil sibuk mencatat angka di buku kas lusuhnya.

Di sudut pondok kayu, Syaira duduk membolak-balik catatan keuangan. Ia masih remaja, tapi sudah menanggung beban besar.

“Kalau nggak ada pencatatan, kami bisa rugi. Pernah dulu, uang habis begitu saja karena nggak dihitung baik-baik,” tuturnya.

Sementara Mustafa terus menumpuk kayu bakar ke dalam tungku, Munri mengaduk ikan dalam perebusan. Wajahnya terlihat lelah, tapi tangannya tetap cekatan.

Baca Juga :  Pelantikan Pengurus ORARI Lokal Pertama Kota Langsa

“Harga garam naik terus, ikan juga nggak selalu ada. Kadang sudah susah payah kerja, untungnya cuma cukup buat makan,” keluhnya.

Di tengah keringat dan bau asin yang pekat, satu pertanyaan menggantung di benak: sampai kapan mereka harus bertahan sendiri?

Usaha yang diwariskan turun-temurun ini perlahan tergerus.

Tak ada modal tambahan, tak ada bantuan peralatan, bahkan infrastruktur pun minim. Jika hujan turun, jalanan berubah menjadi kubangan, memperlambat pengeringan ikan dan mengancam kualitas hasil produksi.

Inyak hanya bisa menghela napas. “Mereka butuh lebih dari sekadar janji. Kalau pemerintah peduli, harus ada akses modal, dukungan infrastruktur, dan pasar yang jelas. Kalau tidak, tradisi ini akan mati perlahan,” katanya.

Pusong bukan sekadar penghasil ikan asin. Ia adalah wajah ketahanan dan kerja keras yang berlumur keringat dan garam.

Namun, jika tak ada tangan yang membantu, kelak yang tersisa dari pulau ini hanyalah cerita tentang tempat yang pernah memberi rasa asin terbaik bagi dunia.

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Asri Ludin dan Lomlom Suwondo Dilantik, IWO Deli Serdang Serukan Transparansi Pemerintahan
Team Macan Polres Belawan Tangkap Pencuri Besi di KIM dan Pelaku Pungli di Mabar
Polres Pelabuhan Belawan Gelar Program Makanan Bergizi Gratis untuk Anak Sekolah Dasar
Pengarahan Perdana Kalapas Kepada Warga Binaan, Lapas Narkotika Langkat Siap Wujudkan IDAMAN “Indah, Damai dan Aman
Semangat Jumat 21 Februari 2025 Bersih, Jajaran Petugas dan Warga Binaan Lapas Narkotika Langkat Laksanakan Gotong Royong
Terima Kunjungan Silaturahmi, Lapas Narkotika Langkat Perkuat Sinergitas dengan Kepala Desa Cempa Langkat
Warga Rikit Gaib Resah, PT rosin di duga langgar Surat penghentian aktivitas dari DLH Gayolues
Jumat Curhat: Kapolres Pidie Jaya Dukung Gerakan Pijay Gleeh, Wujudkan Lingkungan Bersih dan Sehat*

Berita Terkait

Jumat, 21 Februari 2025 - 22:10 WIB

Asri Ludin dan Lomlom Suwondo Dilantik, IWO Deli Serdang Serukan Transparansi Pemerintahan

Jumat, 21 Februari 2025 - 21:44 WIB

Team Macan Polres Belawan Tangkap Pencuri Besi di KIM dan Pelaku Pungli di Mabar

Jumat, 21 Februari 2025 - 21:31 WIB

Polres Pelabuhan Belawan Gelar Program Makanan Bergizi Gratis untuk Anak Sekolah Dasar

Jumat, 21 Februari 2025 - 21:14 WIB

Pengarahan Perdana Kalapas Kepada Warga Binaan, Lapas Narkotika Langkat Siap Wujudkan IDAMAN “Indah, Damai dan Aman

Jumat, 21 Februari 2025 - 21:04 WIB

Semangat Jumat 21 Februari 2025 Bersih, Jajaran Petugas dan Warga Binaan Lapas Narkotika Langkat Laksanakan Gotong Royong

Jumat, 21 Februari 2025 - 18:51 WIB

Polda Sumut Gagalkan Penyelundupan 8 Kg Sabu Jaringan Internasional, Tiga Kurir Ditangkap

Jumat, 21 Februari 2025 - 18:12 WIB

Ops Keselamatan Toba 2025 Polres Tanjungbalai Strong Point Cegah Kemacetan Lalulintas

Jumat, 21 Februari 2025 - 17:56 WIB

Sat Polairud Polres Tanjungbalai Sampaikan Arahan Keselamatan Berlayar

Berita Terbaru

Exit mobile version