GURU SMANSA SIMBA, SAKSI PERJALANAN DUNIAKU

PUTRI RAHMAWATI

- Redaksi

Rabu, 26 Maret 2025 - 10:26 WIB

2023 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto Istimewa para guru-guru Smansa Simba
TIMELINES,INEWS

Oleh: Putri Simba

Simpang Rimba-Namaku Putri Rahmawati, siswi sederhana yang merupakan pelajar tingkat akhir (kelas 12 SMA) di SMAN 1 Simpang Rimba, dari pelosok Selatan Pulau Bangka. Kalian tahu tidak, kali ini aku bercerita tentang apa ya? Aku ingin bercerita akan kisah masa SMA bersama para guru pahlawan hebatku selama tiga tahun ini, yang ada di Smansa Simba, ceritanya berlalu dengan begitu cepat.

Tiga tahun masa SMA-ku kini akan berakhir. Aku masih ingat betul bahwa dulu Smansa bukanlah sekolah impian yang aku pilih, melainkan pilihan dari kedua orang tua. Namun, aku sangat bersyukur dari pilihan kedua orang tua serta keluargaku itu adalah jalan terbaik dari allah swt bahwa aku di sekolah itu akan dipertemukan dengan orang-orang hebat.

Kala itu, seragam putih abu-abu masih terasa asing di tubuh, langkah kaki sedikit ragu saat memasuki gerbang sekolah yang begitu luas, tetapi indah dipandang akan keindahan alam sekolahnya. Aku adalah seorang siswa pemalu, bukan siapa-siapa, hanya siswa biasa dengan seribu mimpi masa depan yang masih samar. Namun, siapa sangka, di sekolah ini aku akan bertemu dengan seseorang yang mengubah hidupku, yaitu seorang guruku, sosok yang bukan hanya mengajarkan pelajaran di kelas, tapi juga arti kehidupan di dunia.

Teringat dalam memori di kepala ini, dahulu, pas awal-awal masuk sekolah, aku hanya siswa pendiam, disiplin, tepat waktu, serta bukan siswa yang menonjol ber prestasi seperti siswa lainnya. Masa itu aku memang memiliki banyak teman baik hati. namun, meski demikian, aku masih takut untuk bertanya-tanya, bertukar pengalaman, serta yang lainnya. Tak hanya itu saja, aku juga takut mencoba hal baru dan merasa tak punya cukup keberanian untuk bersuara. Di mata teman-temanku, aku hanyalah bayangan di antara riuhnya kelas yang selalu menyusahkan, tetapi baik hati, sang terbaik.

Dahulu, tepatnya dua tahun lalu, waktu menduduki bangku SMA kelas X, di pagi hari ataupun siang hari, para guru yang sudah aku kenali satu persatu menyapaku dengan senyuman hangatnya, bertanya-tanya kepadaku. Di mana saat bertanya, para guruku itu melihat sesuatu dalam diriku yang bahkan aku sendiri tidak sadari. Setiap kali bertemu beliau sering menyapaku dengan senyum hangat, sesekali menanyakan kabarku, dan tanpa kusadari, beliau mulai mendorongku untuk keluar dari zona nyaman.

“Nak, kamu itu memiliki potensi besar dengan bakatmu, kamu jangan takut gagal. Kalau kamu tidak mencoba, kamu tidak akan pernah tahu seberapa jauh kamu bisa melangkah.” Begitulah ujarnya setiap kali bertemu denganku.

Awalnya, aku tak percaya. Namun, kedua orang tua hebatku serta semua para guruku di Smansa Simba terus memberiku tantangan kecil, membimbingku penuh kesabaran. Aku masih ingat saat pertama kali tertarik pada dunia jurnalistik. Saat itu, aku hanya menulis seadanya, belum tahu bagaimana merangkai kata yang bisa menggugah.Tapi di kala itu pula guruku melihat sesuatu dalam diriku yang bahkan belum aku sadari.

Baca Juga :  MIMPI MENJADI NYATA

“Tulisanmu punya makna, teruslah menulis,” kata guruku saat membaca tulisanku yang masih jauh dari sempurna.

Kata-kata itu membekas. Aku mulai belajar lebih giat, mulai mencari cerita, mulai menggali keberanian untuk bertanya, mewawancarai, dan menuliskan kisah indah setiap halamannya.Tepat di mana di pertengahan kelas X, diriku pernah gagal dalam lomba yang sangat aku impikan, yaitu kompetisi lomba FLS2N mewakili sekolah. Di saat kegagalan itu, aku merasa dunia seakan runtuh. Namun, para guru dan orang tuaku datang memberikan support terbaiknya.

“Nak, bagi kami dirimu itu sudah keren, kamu sudah berani tampil di kompetisi ini. Menang itu bukan satu-satunya ukuran sukses. Kamu boleh gagal sekarang, tetapi dari kegagalan ini kamu harus semangat tampil di tahun-tahun berikutnya,” kata guruku dengan suara lembut.

“Semangat anakku, kami yakin kamu bisa,” ujar kedua orang tuaku yang memberikan semangat menyala.

Aku hanya bisa tersenyum dengan terus meneteskan air mata. Para guru hebatku itu memberikan semangat yang membuatku kembali bangkit berjuang hingga berhasil. Namun, perjalanan ini tidak selalu mudah. Aku pernah merasa ingin berhenti, merasa tak cukup baik.

Untunglah di setiap keraguan, ada guru hebatku yang selalu berkata, “Jurnalis sejati tidak menyerah. Jika satu pintu tertutup, carilah pintu lain.” Dari gurukulah, aku belajar bahwa menulis bukan hanya soal kata, tetapi tentang keberanian menyampaikan suara yang tak terdengar.

Lambat laut, ,detik demi detik, setiap hari aku terus semangat berusaha, hingga masanya berhasil di duniaku. Di saat bulan Agustus, siapa sangka para guruku memberikan kejutan istimewa yang membuatku sujud syukur tak bisa berkata sepatah kata pun. Aku hanya bisa menangis haru tanpa hentinya.

Waktu terus berjalan cepat, aku terus semakin dekat dengan guruku, dan beliau menjadi sosok yang tidak hanya aku hormati sebagai pendidik, tetapi juga sebagai mentor dan inspirasi, Ayah Ibu keduaku sendiri yang begitu sangat aku sayangi dan banggakan tentunya, sangat berarti di hidupku.

Semangat perjuanganku terus semakin membara bagaikan api yang menyala penuh semangat setiap harinya. Tahun 2024, di saat aku di kelas XI SMA, aku berlari menemui para guruku dengan senyuman air mata mempersembahkan buku karya hasil kerja kerasku, hingga piala sederhana impian ini yang sangat begitu aku harapkan kehadirannya sejak lama yaitu piala diriku berhasil menjadi juara 1 FLS2N bidang jurnalistik tahun 2024, di tahun detik terakhirku.

Kini, aku, Putri Rahmawati berdiri sebagai siswa berprestasi non akademik di bidang dunia kepenulisan serta jurnalistik. Ini semuanya bukan karena aku hebat, tetapi karena di belakangku ada guru-guru yang tak pernah lelah mendukung.

Bagiku setiap pencapaian terbaik perjalananku selama ini adalah bagian usaha dan doa yang terus menyertai dari guruku. Ini semua tidak ada artinya jika tanpa bimbingan para guruku karena guru adalah sosok istimewa, inspirasiku.Guru adalah pahlawan yang tidak terlihat, beliau bukan hanya mengajar pelajaran, tetapi juga membentuk karakter, menanamkan nilai-nilai, dan memberikan inspirasi bagi masa depan. Setiap tetes keringat dan usaha yang ia curahkan adalah benih yang ditanam di hati para pelajar, untuk tumbuh menjadi individu yang berdaya dan bersemangat dalam meraih impian.

Baca Juga :  Luka di Ujung Jalan

Jika diingat, ada banyak sekali kisah sukses,suka duka perjuanganku yang telah terukir bersama dengan para guruku di SMAN 1 Simpang Rimba. Banyak sekali kisah indah senyuman nya dari titik aku melangkah hingga ke titik seperti sekarang ini. Teringat pula ada satu nasehat mulia seorang guruku yang benar-benar melekat menyentuh hati pikiran ini.

“Nak, kamu belum berhasil jika kamu belum menciptakan kader melekat penggantimu, dan janganlah kamu melupakan sosok orang yang telah berjasa di hidupmu karena tanpanya, dirimu tidak akan menjadi seperti ini. Jadi, teruslah semangat dalam perjuanganmu.” Kata-kata inilah yang terus melekat di hati yang terus menjadi motivasi untuk terus mencari kader-kader generasi penerus muda berikutnya.

Rasanya berat sekali untuk meninggalkan sekolah tercinta ini dari mulai kelas tempat berdiskusi, ruang guru tempat aku meminta bimbingan, para gurunya serta kisahnya. Kusadari, setiap pertemuan sekolah pasti akan ada perpisahan demi mencapai langkah ke jenjang lebih tinggi selanjutnya demi masa depan yang harus diwujudkan.

Aku tahu, aku akan melangkah ke dunia yang lebih luas, tapi kenangan tentang Bapak Ibu Guru Smansa Simba-ku akan selalu ada di setiap kata yang kutulis, di setiap berita yang kusampaikan. Meski raga akan berpisah, nasihat kalian, ilmu bimbingan yang telah diberikan kepada ku, doa, kasih sayang yang, akan selalu menyertaiku ke mana pun aku melangkah dan tentunya itu semua akan selalu hidup dalam setiap cerita yang kutulis. Karena bagi seorang jurnalis ataupun penulis, kisah terbaik adalah yang tidak pernah dilupakan dan para guru Smansa-ku adalah bagian dari kisah hidupku yang akan selalu kuceritakan dan terus abadi di setiap lembar halaman buku karya sederhanaku.

Perpisahan ini hanyalah jarak, bukan akhir dari rasa hormat dan terima kasih diriku kepadamu. Terima kasih guruku atas segala nya selama ini, terima kasih setiap harinya telah setia mendampingi saksi perjalanan hidupku selama masa SMA 3 tahun ini. Doakanlah siswamu ini guruku, agar langkah kakiku ke depan penuh keberkahan dan kelak bisa kembali dengan membawa kebanggaan untukmu. Engkau akan selalu menjadi rumah, dan engkau akan selalu menjadi cahaya yang tak pernah padam dalam hatiku.Sehat dan sukses selalu ya para guru Smansa Simba hebat ku

Simpang Rimba, 24 Maret 2025

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Menggapai Mimpi di Atas Keterbatasan
Kisah di Perbatasan: Serabi Lempit di Warung Gelap
CERPEN : Ikrar setelah tsunami Aceh 26 Desember 2004 ( Kisah nyata )
SENGKUNI: SIMBOL LICIK DAN TIPU DAYA DALAM EPOS MAHABHARATA
HMI Ajak Masyarakat Gunakan Hak Pilih dan Ciptakan Kondisi Damai di Kota Subulussalam.
Polres Tanjungbalai pastikan pengamanan kantor KPU Dalam keadaan aman dan Baik
Antisipasi barang selundupan, sat polairud polres Tanjungbalai periksa kapal tanpa nama masuk perairan tanjungbalai
MIMPI MENJADI NYATA

Berita Terkait

Rabu, 26 Maret 2025 - 20:17 WIB

BSI Aceh Tetap Beroperasi Secara Terbatas Selama Libur Idul Fitri 1446 H

Rabu, 26 Maret 2025 - 19:08 WIB

Mudik Gratis BUMN, Pelindo Multi Terminal Berangkatkan Ratusan Pemudik dari Medan

Rabu, 26 Maret 2025 - 17:33 WIB

Personel Polres Toba Laksanakan Pengamanan dan Pengaturan Arus Mudik Lebaran Idul Fitri 1446 H

Rabu, 26 Maret 2025 - 16:52 WIB

Dinas Sosial P3A Pidie Jaya Salurkan 4440 Bansos Kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM).

Rabu, 26 Maret 2025 - 16:09 WIB

Kapolres Aceh Besar Cek Kesiapan Pos Pam Dan Pos Yan Operasi Ketupat Seulawah 2025

Rabu, 26 Maret 2025 - 14:49 WIB

Kapolres Pidie Jaya Sambut Tim Supervisi Operasi Ketupat Seulawah 2025

Rabu, 26 Maret 2025 - 12:57 WIB

Kunjungi Posyan Ops Ketupat Seulawah 2025, Wakapolres Aceh Selatan cek kesiap Siagaan Personil.

Rabu, 26 Maret 2025 - 12:51 WIB

Kapolres Aceh Tamiang: Penitipan Kendaraan di Polres dan Polsek Gratis, Masyarakat Jangan Ragu!

Berita Terbaru