TLii >> KAB. SERANG – Golok Ciomas, senjata tradisional khas Banten, telah menjadi simbol kebanggaan dan warisan budaya yang diwariskan secara turun-temurun sejak era Kesultanan Banten. Hingga kini, pembuatan golok ini tetap mempertahankan nilai-nilai tradisi dan filosofi mendalam yang menjadi ciri khasnya.
Suna Sidik Santani, Pelestari Golok Ciomas dari Dzuriat Pande Golok Ciomas, menjelaskan bahwa golok ini dibuat menggunakan besi inti khas wilayah Ciomas yang dikenal sebagai besi Pondok Kahuru.
“Proses pembuatannya melibatkan teknik lipat dan tumpuk yang rumit, dilakukan dengan perhitungan tertentu dan mengikuti tradisi penempaan pada momen istimewa, seperti Maulid Nabi,” ungkapnya.
Suna menegaskan bahwa Golok Ciomas memiliki keistimewaan tersendiri dibanding golok dari wilayah lain di Banten, seperti Seuat dan Sajira.
“Setiap daerah memiliki keotentikan dan kerahasiaan dalam pembuatan golok. Namun, golok Ciomas hanya ditempa di Kampung Sibopong yang telah ditetapkan sebagai cagar budaya oleh pemerintah daerah melalui penelitian mendalam,” jelasnya.
Lebih lanjut, pembuatan golok Ciomas mengikuti tradisi leluhur yang tetap dijaga. Penempaan dilakukan dengan panduan tiga guru kunci, yaitu Mama Sidik Santani, Kiyai Muhaimin Shaleh, dan Ende Jamsari. Proses ini dipadukan dengan ritual tahunan pada 12 Maulid yang menjadi ajang silaturahmi para pemilik golok Ciomas.
“Golok ini lebih dari sekadar senjata. Ia mencerminkan simbol peradaban, kehormatan, dan persatuan,” ujar Suna.
Nilai sejarahnya menjadikannya simbol peradaban, sementara kehormatannya dirasakan langsung oleh pemiliknya.
“Melalui ritual tahunan, pemilik golok saling mempererat silaturahmi, menciptakan persatuan yang kuat,” tambahnya.
Golok Ciomas telah mendapatkan pengakuan hukum sebagai warisan budaya tak benda Provinsi Banten sejak 2017 dan ditetapkan sebagai cagar budaya pada 2020 oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Model-model golok seperti Satria Banten, Jengkol Sarumbu, Maharaja, hingga Prabu Maswah Pati telah dilindungi hak cipta untuk menjaga keasliannya.
Kami tidak akan mentolerir pihak-pihak yang mengklaim golok palsu sebagai golok Ciomas. Jika ada pelanggaran, kami akan mengambil langkah hukum,” tegas Suna.
Menurutnya, golok Ciomas bukan sekadar simbol atau koleksi, tetapi juga memiliki manfaat besar bagi pemiliknya, termasuk melindungi diri dari bahaya.
Golok Ciomas juga mengandung unsur spiritual yang mendalam. “Setiap elemen golok ini, termasuk titik-titik ganjil yang menghiasinya, mencerminkan kesuksesan Rasul dan nilai keagamaan,” jelas Suna.
Nilai-nilai ini menuntut pemilik golok untuk memiliki karakter ksatria, bijak, dan melindungi kebenaran serta melindungi ulama.
Golok Ciomas adalah warisan berharga yang menghubungkan sejarah, budaya, dan spiritualitas masyarakat Banten. Sebagai simbol kehormatan dan persatuan, keberadaannya akan terus dijaga sebagai identitas kebanggaan Banten.