Suasana pemakaman Abu Razak di Saraya, Makkah (Foto : Istimewa)
TIMELINES INEWS INVESTIGASI| INTERNASIONAL
Makkah – Tanah Suci, menjadi saksi kepergian seorang pejuang Aceh. Kamaruddin Abubakar alias Abu Razak, Sekjen Partai Aceh dan mantan Panglima Operasi GAM, kini telah bersemayam di kompleks pemakaman Saraya, Makkah, setelah disalatkan di Masjidil Haram pada Kamis (20/03/2025) usai salat Subuh.
Isak tangis dan doa mengiringi prosesi terakhir. Jenazah Abu Razak, yang berpulang di Makkah pada Rabu (19/03/2025) pukul 06.00 waktu setempat, disalatkan di Masjidil Haram, tempat suci yang didambakan banyak umat Islam sebagai tempat peristirahatan terakhir.
Suasana haru menyelimuti pelataran Masjidil Haram. Jamaah dari berbagai penjuru dunia turut menyalatkan jenazah.
Ratusan pelayat dari Aceh yang sedang menjalani ibadah umrah juga hadir, memberikan penghormatan terakhir kepada sosok yang sepanjang hidupnya mengabdikan diri untuk Aceh.
Bendahara Umum Laskar Panglima Nanggroe, Tgk H Muhammad Jaffar, yang turut mendampingi prosesi pemakaman, mengungkapkan bahwa jenazah Abu Razak dimakamkan di kompleks pemakaman Saraya, Makkah, sekitar pukul 09.00 WIB atau pukul 04.00 waktu Arab Saudi.
“InsyaAllah, ini adalah tempat terbaik bagi beliau. Semoga Abu Razak rahimahullah dilapangkan kuburnya, diterima segala amal ibadahnya, dan diampuni segala dosa-dosanya,” ujar Tgk Muhammad Jaffar.
Pemakaman Saraya dikenal sebagai salah satu kompleks pemakaman bagi mereka yang wafat di Makkah.
Ini menjadi sebuah kehormatan bagi Abu Razak, seorang pejuang Aceh yang kini beristirahat di kota yang penuh berkah.
Kepergian Abu Razak meninggalkan duka mendalam di Aceh. Dari Tanah Rencong, doa dan air mata terus mengalir.
Gubernur Aceh Muzakir Manaf (Mualem), sahabat seperjuangannya sejak masa GAM, tak bisa menyembunyikan kesedihan.
Dalam sebuah acara di Aceh Timur, ia memimpin doa bersama dengan suara bergetar.
“Beliau adalah sahabat, saudara, dan pejuang sejati. Kami kehilangan seorang tokoh besar yang hidupnya didedikasikan untuk Aceh,” ucap Mualem.
Dari Komite Peralihan Aceh (KPA), T Emi Syamsyumi alias Abu Salam menyebut Abu Razak sebagai sosok yang peduli terhadap masa depan Aceh.
“Beliau bukan hanya pemimpin dalam perjuangan, tetapi juga dalam politik dan pembangunan Aceh pasca-damai,” ujarnya.
Abu Razak telah pergi, tetapi jejak perjuangannya tetap membekas dalam sejarah Aceh.
Ia bukan hanya seorang panglima perang, tetapi juga arsitek perdamaian.
Dari medan tempur hingga meja perundingan, dari senjata ke politik, ia mendedikasikan hidupnya untuk Aceh.
Kini, ia beristirahat di Tanah Suci, tempat yang dijanjikan penuh berkah.
“Selamat jalan, Abu Razak. Perjuanganmu tidak akan pernah padam.”