Dewan Komisaris Minta Status Quo PT Atakana Company Dicabut

- Redaksi

Sabtu, 8 Juni 2024 - 23:48 WIB

20489 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Komisaris Utama PT Atakana Company, Sardul Singh. Foto (istimewa).

TIMELINES INEWS | ACEH TIMUR

Idi Rayeuk | Dewan Komisaris Perseroan Terbatas (PT) Atakana Company menyatakan keberatan atas langkah status Quo yang diambil oleh pihak Kodim 0104/ dan Polres Aceh Timur, atas hasil rapat mediasi pemegang saham perusahaan tersebut.

Komisaris Utama PT Atakana Company, Sardul Singh, menganggap mediasi tersebut gagal karena pihak pengelola PT Atakana saat itu tidak diizinkan masuk dalam ruangan mediasi.

“Kami menganggap mediasi itu gagal, karena pihak pengelola PT Atakana tidak diizinkan masuk, sementara yang bersangkutan juga diundang. Kami juga menyayangkan kenapa Irsyadi yang bukan bagian dari pemilik saham bisa ikut hadir dalam mediasi tersebut,” kata Sardul Singh, Sabtu (8/6/2024).

Dirinya juga menyatakan bahwa tidak menandatangani hasil rapat mediasi tersebut, lantaran tidak setuju dengan hasil rapat. Keduanya juga telah menyurati Dandim dan Kapolres Aceh Timur dengan menyatakan keberatan atas keputusan status Quo.

“Kami sebagai Dewan Komisaris menyatakan bahwa keberatan dengan adanya istilah Status Quo yang ditetapkan oleh Dandim dan Kapolres. Karena dilokasi itu tidak adanya kerusuhan ataupun sengketa dalam perusahaan, yang terjadi hanyalah internal pemegang saham,” ungkap Sardul Singh.

Baca Juga :  Polres Aceh Timur Berhasil Amankan 2 Dari 5 Pelaku Pembakaran Gudang

Lanjut Sardul Singh, status Quo hanya diatur dalam Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 13 Tahun 2017 tentang Tata Cara Blokir dan Sita.

“Didalamnya diterangkan tindakan itu adalah suatu Tindakan Administrasi Kepala Kantor Pertanahan atau pejabat yang ditunjuk untuk menetapkan keadaan status Quo pada hak atas tanah yang bersifat sementara terhadap perbuatan hukum atau peristiwa hukum atas tanah,” terannya.

Kembali dijelaskan, pemblokiran dilakukan terhadap hak atas tanah atas perbuatan hukum atau peristiwa hukum, atau karena adanya sengketa pertanahan yang dapat diajukan oleh perorangan, badan hukum atau penegak hukum selain dari BPN, yaitu Pengadilan yang berwenang dalam menetapkan Quo.

“Maka dari itu kami bermohon kepada Pihak Dandim dan Kapolres untuk mencabut kembali status tersebut, karena merugikan Perusahaan, bahkan banyak karyawan dan pekerja yang harus dibayar gajinya. Ada harian atau mingguan serta yang dibayar per bulan dari hasil buah kebun PT. Atakana Company,” tegasnya.

Komisaris utama juga mempertanyakan apakah Dandim dan Polres Aceh Timur mau membayar beban pengeluaran dan hutang PT Atakana. Dimana terhadap alat-alat yang disewakan namun tidak bekerja tapi harus tetap dibayar. Maka dari itu pihaknya meminta ketegasan tentang pembayaran itu semua.

Baca Juga :  Polres Aceh Tamiang berhasil Amankan 10 Bungkus Di Duga Sabu - Sabu Saat Razia Rutin OMB Seulawah 2023-2024

“Banyak orang yang butuh makan dan bekerja. Kasihan karyawan dan pekerja akibat tindakan pihak Dandim dan Kapolres. Oleh karena itu Dewan Komisaris juga sudah melayangkan surat keberatan terkait Status QUO berikut tembusannya antara lain kepada Kapolri, Kadiv Propam Polri, Kabareskrim Polri, Kadiv Humas Polri, Kapolda Aceh, Pj Bupati Aceh Timur, Kadiv Propam Polda, Kadiv Humas Polda, Panglima TNI, Danpuspomad TNI, Kepala Staff Angkatan Darat, Pangdam Aceh, Kasdam Aceh Irdam Aceh, Danrem Aceh Lililangsa, Kapolsek Ranto Peureulak, Danramil Ranto Peureulak,” pungkas Sardul Singh.

Seperti diketahui, pihak Komando Distril Militer (Kodim) 0104/ dan Kepolisian Resor (Polres) Aceh Timur sebelumnya menggelar rapat mediasi terkait pemegang saham PT Atakana di Mapolres Aceh Timur pada Senin (3/6/2024) lalu.

Dari hasil rapat mediasi antara 4 orang pemegang saham PT Atakana Company tersebut, status lahan sawit milik perusahaan dinyatakan tetap berstatus Quo atau tidak diperbolehkan adanya aktifitas apa pun di lahan perkebunan, atau tidak ada yang boleh melakukan pemanenan dari pihak manapun sebelum adanya kuasa dari keempat pemegang saham.

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Wakil Gubernur Aceh Buka Gerakan Pangan Murah di Aceh Timur
Terkait Pergantian Sekda Aceh, Ahli Hukum Nilai Pernyataan Ketua DPRA Lawan Kebijakan Gubernur
STOP PRESS Wartawan atas nama Safrial Akbar Jurnalis Kabupaten Aceh Timur
Pangdam IM Bantu keramik Untuk Dayah Mu’arifful Fatah Aceh Timur.
Derita Stroke Menahun, Eks Kombatan GAM Terharu Dibesuk TNI Kodim 0104/Aceh Timur
Dandim 0104/Aceh Timur Wujudkan Harapan Pendidikan di Dayah Ma’had Madina Lewat Pembangunan RTLH
Sidang Prapid Terhadap Polres Aceh Timur Akan Segera Digelar
PPK Birem Bayeun Minta APH Tertibkan Oknum Geuchik Diduga Hambat Proses Pilkada

Berita Terkait

Kamis, 3 April 2025 - 15:48 WIB

Lapas Narkotika Samarinda Resmi Menutup Layanan Kunjungan Lebaran Idul Fitri 1446 H

Rabu, 2 April 2025 - 10:00 WIB

Silaturahmi Lebaran 1446 H, Warga Binaan Lapas Narkotika Samarinda Terima Kunjungan Keluarga

Sabtu, 29 Maret 2025 - 00:47 WIB

Kalapas Narkotika Samarinda Hadiri Pemberian Remisi Nyepi dan Idul Fitri Secara Serentak oleh Menteri Hukum dan HAM Secara Daring

Selasa, 25 Maret 2025 - 19:42 WIB

Raih Kesempurnaan Ramadhan, Lapas Narkotika Samarinda Fasilitasi Petugas dan Warga Binaan Salurkan Zakat Fitrah

Sabtu, 22 Maret 2025 - 13:59 WIB

Ramadhan Penuh Berkah, Lapas Narkotika Samarinda Bagikan Takjil Ke Masyarakat Sekitar

Jumat, 21 Maret 2025 - 15:00 WIB

Komitmen Penuhi Pelayanan dan Hak Warga Binaan, Lapas Narkotika Samarinad Gelar Sidang TPP

Rabu, 19 Maret 2025 - 22:20 WIB

Panen Selada Hidroponik, Wujud Nyata Lapas Narkotika Samarinda Dukung Program Ketahanan Pangan Nasional

Selasa, 18 Maret 2025 - 14:03 WIB

Lapas Narkotika Samarinda Gelar Ibadah Rutin untuk Warga Binaan Beragama Kristen

Berita Terbaru

Exit mobile version