Cucu Sultan Aceh: Sultan Jamalul Alam Badrul Munir Berjasa Besar Membangun Negeri Aceh Darussalam 

Edi Marcell

- Redaksi

Selasa, 6 Agustus 2024 - 17:28 WIB

20764 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

TIMELINES INEWS>>Cucu Sultan Aceh Cut Putri yang juga Pemimpin Darud Donya Aceh mengatakan, bahwa Aceh telah dibangun oleh para Sultan yang berasal dari Dinasti Syarief.

 

“Disebut Dinasti Syarief, karena para Sultan Dinasti Syarief adalah keturunan dari seorang Syarief ulama besar yang diutus oleh Syarief Mekkah, pemimpin negeri Arab atau Haramain saat itu, untuk datang ke Kesultanan Aceh Darussalam”, terang Cut Putri.

Cucu Sultan Aceh: Sultan Jamalul Alam Badrul Munir Berjasa Besar Membangun Negeri Aceh Darussalam

 

Setelah era kekuasaan Sultanah Kamalat Syah (1688-1699 M), maka naik tahta Sultan Badrul Alam Syarief Hasyim (1699-1701 M), kemudian naik tahta Sultan Syarief Mutakwi Bin Syarief Ibrahim, dikenal juga sebagai Sultan Perkasa Alam Syarief Lamtui (1701-1703 M). Kemudian setelah itu naiklah Sultan Jamalul Alam Badrul Munir Johan Berdaulat (1703-1726 M).

 

Sultan Jamalul Alam Badrul Munir adalah Sultan ketiga dari Dinasti Syarief. Sultan Jamalul Alam Badrul Munir yang naik tahta (1703-1726 M) adalah salah satu Sultan Aceh yang paling berpengaruh.

 

Sultan Jamalul Alam naik tahta dalam situasi Aceh yang bergejolak, namun Sultan berhasil memakmurkan kembali Aceh, memperkuat hukum, dan menjayakan kembali Aceh Darussalam.

Cucu Sultan Aceh: Sultan Jamalul Alam Badrul Munir Berjasa Besar Membangun Negeri Aceh Darussalam

“Manuskrip sejarah Aceh banyak menulis tentang peran Sultan Jamalul Alam, atau yang biasa disebut dalam lughah atau lidah orang Aceh dengan sebutan mulia Poteu Jeumaloy”, tutur Cut Putri.

 

Sultan Jamalul Alam atau Poteu Jeumaloy juga mengamandemen Kitab Induk Adat Istiadat Aceh, dan hal ini tercatat dalam kitab Mabain Wassalatin.

 

Dalam Mabain Wassaalatin tertulis ada 4 Sultan Aceh yang mengamandemen Kitab Induk Adat Istiadat Aceh yakni Sultan Sayyid Al Mukammil, Sultan Iskandar Muda, Sultanah Tajul Alam Safiatuddin Syah Berdaulat, dan Sultan Jamalul Alam Johan Berdaulat Zilullahi Fil Alam.

Baca Juga :  Menyambut Ramadhan BSI Aceh berbagi bahagia dengan kaum dhuafa*

 

Sultan Jamalul Alam juga memerintahkan Orang Kaya Maharaja Lela Panglima Bandar dan Penghulu Keurukon Raja Setia Muda, untuk mencatat kembali khazanah dan silsilah para Raja Aceh terdahulu serta adat istiadat Aceh sebagai bagian melindungi sejarah Aceh.

 

Pada masa Sultan Jamalul Alam Badrul Munir banyak sekali pedagang luar yang datang ke Aceh, sehingga Aceh kaya raya saat itu. Sultan mengembalikan kejayaan perdagangan Aceh, dan mengikuti kembali Kitab Induk Konstitusi Kesultanan Aceh Darussalam Qanun Meukuta Alam seperti masa Sultan Iskandar Muda.

 

Sultan juga mempersiapkan armada militer yang kuat untuk merebut Malaka dari tangan Belanda. Tapi Belanda yang ketakutan kemudian memilih berdamai dengan Aceh, sehingga Sultan tidak jadi menyerang Malaka.

 

Dalam hikayat Aceh, Sultan Jamalul Alam atau Poteu Jeumaloy dihormati sebagai sultan yang aulia dan shalih. Sultan Jamalul Alam juga terkenal bijaksana dalam memimpin Aceh Darussalam.

 

Perkataan beliau yang terkenal dalam sejarah Aceh adalah :

Tanda Iseulam Tulong Mulong

Ureung Gampong mandum Syeedara

Alang ta tulong teulangsong ta cok

Meunankeuh nyang get ta meusyeedaraa

 

(Tanda orang Islam adalah saling tolong menolong

Orang gampong semuanya adalah saudara

Orang yang kesulitan langsung diberikan bantuan

Demikianlah baik kita bersaudara).

 

Sultan Jamalul Alam atau Poteu Jeumaloy juga terkenal karena kedermawanannya dalam membantu rakyat. Kehidupan Rakyat Aceh sangat senang dan makmur saat itu. Bahkan dalam hikayat, Sultan pernah membantu para Ulebalang dan rakyat Aceh dengan hadiah bergunca-gunca emas.

 

Sikap kedermawanan ini ditunjukkan kembali pada masa Perang Aceh Belanda. Pada Tanggal 10 Maret 1873 M anak cucu keluarga keturunan dari Sultan Alaiddin Jamalul Alam Badrul Munir menyumbang 12 Kilogram emas, untuk membantu belanja peperangan Kesultanan Aceh Darussalam melawan Belanda.

Baca Juga :  Plt. Kajati Aceh Kunjungi Gayo Lues, Tekankan Integritas dalam Penegakan Hukum

 

“Dalam perang Aceh 1874 M, Belanda membuat peta wilayah Istana Darud Donya Aceh, salah satunya adalah lokasi makam Sultan Jamalul Alam. Makam Sultan Jamalul Alam berada di kawasan yang dikenal sebagai Tanah Waqaf Lampoh Teubee Poteu Jeumaloy. Seiring waktu kawasan itu dikenal sebagai Taman Poteu Jeumaloy”, terang Cucu Sultan Aceh.

 

“Dalam manuskrip tercatat luas Tanah Waqaf tersebut adalah 390 langkah x 100 depa. Dalam manuskrip lain yang disimpan juga tercatat detil beberapa tanah waqaf kesultanan, termasuk yang diperuntukkan khusus untuk kebutuhan kemaslahatan Masjid Raya Baiturrahman yang berada dalam kawasan Istana Darud Donya Aceh”, lanjut Pemimpin Darud Donya Aceh.

 

Kemudian kini di zaman modern lama kelamaan kawasan Tanah Waqaf Lampoh Teubee Poteu Jeumaloy atau Taman Poteu Jeumaloy berubah menjadi penuh bangunan, sehingga makam Sultan Jamalul Alam kini terjepit bangunan dan berada dalam lorong sempit.

 

Bahkan kini beberapa situs makam di kompleks itu, termasuk makam salah satu Sultan Aceh Dinasti Syarief telah dicabut nisannya dan makamnya disemen di dalam lantai salah satu bangunan, di atas makam Sultan Aceh itu kemudian dijadikan tungku pembakaran untuk memasak bakso.

 

“Perlu langkah bijaksana semua pihak untuk menyelamatkan dan memulihkan kawasan bersejarah Tanah Waqaf Taman Poteu Jamaloy, karena bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya” tegas Pemimpin Darud Donya Aceh.

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Pisah Sambut Kapolsek Kutapanjang Dari Iptu Syamsuddin, S.H. kepada Iptu Darwandi “Pergi meninggalkan kenangan, datang membawa harapan”
Gebrakan Illiza Dinilai Mampu Bangkitkan Kembali Semangat Penegakan Syariat di Aceh
Tingkatkan Moralitas WBP, Lapas Pemuda Langkat Melaksanakan Komitmen Kerja Sama Bersama Yayasan Pelatihan Moralitas Budi Pekerti Bangsa Indonesia
Diduga Abai Keselamatan Pekerja, Kepala UPT SDA BMBK Medan Barat Bungkam Soal Transparansi: ‘Mereka Hanya PHL’ — They Are Humans Too”
Kapolri Ajak Mahasiswa Jaga Persatuan hingga Dukung Program Pemerintah 
Tanggapi Berita Viral, Kepala SDN 5 Pining Jelaskan Kondisi Sebenarnya di Lapangan dan Siap Benahi Fasilitas Pengajaran
Semangat Sambut HBP ke-61, Lapas Pemuda Langkat Gelar Gotong Royong  Wujudkan Lingkungan Berseri
Dalam Rangka HBP Ke-61, Lapas Padangsidimpuan Gotong Royong ‘Pemasyarakatan Bersih-Bersih’ Bersama Masyarakat Sekitar

Berita Terkait

Minggu, 20 April 2025 - 14:15 WIB

Pisah Sambut Kapolsek Kutapanjang Dari Iptu Syamsuddin, S.H. kepada Iptu Darwandi “Pergi meninggalkan kenangan, datang membawa harapan”

Sabtu, 19 April 2025 - 22:39 WIB

Gebrakan Illiza Dinilai Mampu Bangkitkan Kembali Semangat Penegakan Syariat di Aceh

Sabtu, 19 April 2025 - 21:01 WIB

Tingkatkan Moralitas WBP, Lapas Pemuda Langkat Melaksanakan Komitmen Kerja Sama Bersama Yayasan Pelatihan Moralitas Budi Pekerti Bangsa Indonesia

Sabtu, 19 April 2025 - 18:18 WIB

Diduga Abai Keselamatan Pekerja, Kepala UPT SDA BMBK Medan Barat Bungkam Soal Transparansi: ‘Mereka Hanya PHL’ — They Are Humans Too”

Sabtu, 19 April 2025 - 16:37 WIB

Kapolri Ajak Mahasiswa Jaga Persatuan hingga Dukung Program Pemerintah 

Sabtu, 19 April 2025 - 13:29 WIB

Semangat Sambut HBP ke-61, Lapas Pemuda Langkat Gelar Gotong Royong  Wujudkan Lingkungan Berseri

Sabtu, 19 April 2025 - 13:21 WIB

Dalam Rangka HBP Ke-61, Lapas Padangsidimpuan Gotong Royong ‘Pemasyarakatan Bersih-Bersih’ Bersama Masyarakat Sekitar

Sabtu, 19 April 2025 - 13:07 WIB

Kapolresta Banda Aceh Pimpin Razia, 30 Sepmor dan 10 Botol Miras Diamankan

Berita Terbaru