TIMELINE INEWS.COM LHOKSEUMAWE – BEM UNIKI Lhokseumawe kecam aksi yang dilakukan oleh kelompok mahasiswa yang mengusir pengungsi Rohingya di Balai Meuseuraya Aceh, Banda Aceh, Rabu (27/12/2023) lalu.
“Dalam aksi itu mahasiswa benar-benar gagal memandang para pengungsi Rohingya sebagai korban, terlepas bagaimana perilaku mereka (Rohingya) sejak kedatangannya di tanah Aceh,” kata Ketua BEM UNIKI Lhokseumawe, Abdul Aziz Maulana, dalam pernyataan tertulis, Jumat (29/12/2023).
Menurut Aziz, mahasiswa seharusnya memiliki sudut pandang yang lebih intelek dan mampu menawarkan solusi terbaik terhadap permasalahan ini.
“Tidak ada alasan atas dasar apapun untuk membenarkan perlakuan demonstran terhadap para pengungsi Rohingya saat itu, sangat kejam. Ditambah dalam rombongan tersebut ada anak kecil bahkan balita yang sedang beristirahat,” ujarnya.
Menurut Aziz, kalau memang mahasiswa dianggap intelektual, mengapa tidak membentuk tim untuk melakukan sebuah riset/penelitian terhadap permasalahan ini dengan mekanisme yang terstruktur
Bukannya dengan cara anarkis yang sangat tidak layak dipertontonkan dan mengatasnamakan mahasiswa.
Pemerintah juga harus segera memberikan suatu kebijakan yang benar-benar dianggap solutif, untuk menghentikan keresahan masyarakat terkait gelombang kedatangan pengungsi Rohingya.
Bagi pihaknya, masalah Rohingya ini harus diselesaikan dari akarnya.
Etnis ini adalah salah satu etnis yang ada di Myammar yang keberadaannya tidak diakui negara.
Ketua BEM UNIKI menilai, dengan menyelesaikan konflik politik dan krisis demokrasi di Myanmar adalah alternatif bagi etnis Rohingya ini agar kembali ke asalnya.
“Indonesia dengan kekuatan politiknya saat ini, saya pikir mampu untuk ikut dalam mengembalikan stabilitas politik dan demokrasi di Myanmar. Apalagi Indonesia saat ini sebagai Pimpinan ASEAN, langkah politik inilah yang perlu dilakukan Pemerintah Indonesia,” pungkasnya