Semangat luar biasa muncul dari mahasiswa Kuliah Kerja Nyata- Pengabdian Pada Masyarakat (KKN-PPM) 2023 Universitas Malikussaleh untuk mempromosikan alat musik tradisional Aceh guna mendukung Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lokal. Langkah ini bukan hanya sekedar bisnis, namun tentang pelestarian warisan budaya Aceh, Senin 06/11/2023.
Muhammad Isa Daud adalah seorang pengrajin alat musik Aceh ia sudah menjadi pengrajin sejak tahun 1980, beliau mengenalkan beberapa alat musik yang dibuatnya kepada mahasiswa KKN. Salah satu alat musik tersebut ialah “Rapai”. Rapai merupakan salah satu alat tabuh seni dari Aceh, nama Rapai diadopsi dari nama Syeik Rifai yaitu orang yang pertama kali mengembangkan alat musik ini. Bentuk Rapai hampir seperti rebana, hanya saja terdapat sedikit perbedaan antara rapai dan rebana, yakni kayu yang digunakan untuk pembuatan kedua alat musik ini. Ukuran dan beratnya pun berbeda, rapai cenderung lebih besar dan berat dibandingkan dengan rebana.
Para Mahasiswa juga dikenalkan dengan alat musik “Canang Ceurekeh”. Canang ceurekeuh merupakan alat musik tradisional Aceh yang memiliki karateristik suara khas dan nyaring dari empat bilah kayu pahatan yang dimainkan oleh enam orang secara bersama-sama.
Pembeli bisa memesan alat musik tradisional aceh dengan menghubungi (+62 852-6040-9141) atau bisa langsung datang ketempat pembuatan alat musik tradisional Aceh yaitu di Desa Paya Teungoh, Kecamatan Simpang Keuramat, Aceh Utara.
Bapak Muhammad Isa Daud mengatakan, “alat musik yang saya buat juga sudah pernah di pesan dari luar negeri yaitu dr Australia dan Brunei, namun pemesanan kian menurun semenjak pandemic COVID-19 hingga sekarang alat musik sudah jarang mendapatkan pesanan.
Oriska Munendi selaku anggota KKN-165 mengatakan, “ Kami ingin alat musik aceh dikenal dan tidak punah, kami juga membuatkan spanduk untuk mempromosikan alat musik tersebut serta mempromosikan UMKM tersebut di media sosial. Serta besar harapan kami untuk membesarkan nama bapak Muhammad Isa Daud selaku pengrajin alat musik tradisional Aceh” ujarnya.
Inisiatif membuat spanduk dan promosi lewat sosial media tersebut mendapat sambutan hangat dari bapak Muhammad Isa Daud selaku pengrajin, beliau sangat berterimakasih kepada mahasiswa KKN-165 yang tertarik untuk memahami dan mendukung UMKM alat musik tradisional Aceh.
Sutriani, S.Sos., M.S.P selaku dosen pembimbing lapangan. “Terimakasih karena kalian sudah melirik pengrajin alat musik tradisional Aceh, Semoga upaya semacam ini menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk ikut serta dalam mendukung ekonomi lokal sambil melestarikan budaya daerah mereka” ujarnya. (Rasyid)