TIMELINES,INEWS
(Opini)
Selfi Nur Hasanah
(DIII Keperawatan Poltekkes Kemenkes PangkalPinang)
Pendidikan tinggi di bidang kesehatan selalu diiringi dengan biaya yang tinggi dan tantangan akademis yang besar.Namun, di Indonesia banyak lulusan kesehatan menghadapi kenyataan yang mengecewakan gaji yang mereka terima sering kali tidak sebanding dengan investasi yang telah mereka lakukan.Hal ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai “Penghargaan Dan Dukungan Terhadap Tenaga Kesehatan Yang Telah Berjuang Keras Demi Profesionalisme Mereka”.
Seorang mahasiswa keperawatan misalnya,harus mengeluarkan biaya yang sangat besar untuk menyelesaikan studinya.Biaya kuliah keperawatan di universitas negeri ataupun swasta bisa mencapai puluhan hingga ratusan juta rupiah,belum termasuk biaya tambahan seperti buku,alat medis,dan lainnya.Pendidikan ini juga sangat menuntut,dengan jam belajar yang panjang dan tekanan tinggi untuk berprestasi.
Namun,setelah lulus dan memasuki dunia kerja banyak perawat muda mendapati gaji awal mereka jauh di bawah ekspektasi.Menurut laporan dari “Kompas” gaji awal seorang perawat di rumah sakit pemerintah bisa berkisar antara Rp 2 juta-Rp 4 juta per bulan,tergantung lokasi dan tingkat rumah sakit.Menurut data dari “Detik” meskipun sudah ada upaya peningkatan,banyak perawat masih merasa gaji mereka belum mencerminkan tanggung jawab dan risiko pekerjaan yang mereka jalani .
Fenomena ini menunjukkan adanya ketidakseimbangan yang serius antara biaya pendidikan tinggi dan kompensasi yang diterima oleh lulusan kesehatan.Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap rendahnya gaji tenaga kesehatan antara lain adalah alokasi anggaran yang terbatas,birokrasi yang rumit dan kebijakan remunerasi yang belum optimal.
Untuk mengatasi masalah ini,diperlukan langkah-langkah strategis dari berbagai pihak:
•Pemerintah perlu meningkatkan anggaran untuk sektor kesehatan dan pendidikan,sehingga dapat mendukung pemberian gaji yang lebih layak bagi tenaga kesehatan.
•Institusi pendidikan harus menyediakan lebih banyak beasiswa dan program bantuan biaya untuk meringankan beban mahasiswa.
•Transparansi dan keadilan dalam sistem remunerasi harus ditegakkan,sehingga tenaga kesehatan menerima kompensasi yang sesuai dengan dedikasi dan kompetensi mereka.
Masyarakat juga perlu lebih menghargai peran dan kontribusi tenaga kesehatan.Peningkatan kesadaran dan penghargaan sosial terhadap profesi ini bisa menjadi langkah awal untuk memperbaiki kondisi yang ada.Dengan memberikan dukungan yang lebih baik,kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih adil dan mendukung bagi tenaga kesehatan yang telah berkomitmen untuk menjaga kesehatan dan kesejahteraan kita semua.
Dengan demikian,isu kuliah mahal dan sulit tetapi gaji kecil tidak hanya menjadi persoalan individu,melainkan tantangan kolektif yang memerlukan perhatian dan aksi nyata dari semua pihak.Sudah saatnya kita memberikan penghargaan yang layak kepada tenaga kesehatan yang telah berjuang keras demi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
Sumber:
1.Kompas:Fakta Gaji Perawat di Indonesia
2.Detik:Kondisi Gaji Perawat di Indonesia