TLii | SUMUT | DELI SERDANG | Perhitungan ulang surat suara yang berlangsung di PPK Sunggal di Jalan Langsa Desa Purwodadi kecamatan Sunggal kabupaten Deli Serdang pada Sabtu,(3/3/2024) berjalan ricuh, PPK melakukan penertiban jumlah saksi untuk bisa terlibat dalam proses penghitungan ulang.
Ketika penertiban terjadi, salah seorang saksi dan juga timses caleg nomor 2 Dapil 4 kabupaten Deli Serdang terlihat mengamuk dan berteriak- teriak didepan pagar meminta transparansi PPK Sunggal dalam menyampaikan hasil perhitungan suara.
Aksi wanita itu tak menyurutkan petugas PPK, Bawaslu dan saksi lain dari partai untuk berhenti, meski aksinya berteriak teriak berlangsung lebih dari dua jam lamanya.
Namun hal yang mengejutkan bagi wartawan dan masyarakat yang berada disana atas teriakan saksi yang menyebut ” PPK Pulangkan uang Kami” sontak saja teriakannya itu membuat tercengang puluhan warga yang sejak awal sudah berdiri lama di depan pagar.
Seolah sadar ucapannya keceplosan, wanita berinisial VT tersebut lalu mengganti ucapannya dengan kata-kata lain.
Sementara itu, kabar dan rumor penyedotan suara yang diduga dilakukan petugas PPK Sunggal untuk memenangkan calon nomor 2 Dapil 4 kabupaten Deli Serdang, Artini sudah menjadi pembincangan dikalangan kader dan warga ditempat itu.
Narasumber yang tak ingin namanya disebut mengatakan Caleg PKB nomor 2 Dapil 4 kabupaten Deli Serdang, Artini membayar 500 juta kepada oknum PPK Sunggal untuk membayar suara yang disedot dari caleg PKB lain didapil yang sama.
” Kami sudah menduga sejak awal niatnya, mereka memperalat PPK untuk mendongkrak suara Caleg PKB nomor 2 Dapil 4 tersebut bahkan mereka sudah menyerahkan dana sebesar 500 juta untuk memenangkan caleg tersebut, sementara Caleg PKB nomor 1 didapil yang sama suara unggul sejak awal namun kekwatiran kami semakin jelas saat kami melihat caleg PKB nomor 7 dapil yang sama justru tidak memiliki jumlah suara sama sekali, dimana logikanya caleg tak memiliki satu suarapun, makanya dugaan kami sangat jelas bahwa PPK Sunggal diduga kuat bermain dengan oknum caleg untuk menjual belikan suara masyarakat ” ujarnya.
Selain itu, katanya permainan PPK dengan oknum timses untuk memenangkan suara kepada caleg tertentu sangat tidak relevan dan mencederai sistim demokrasi.