Budaya Tidur Siang “Eh Leuho” di Sabang, Warisan Kearifan Lokal yang Menarik Perhatian Turis

REDAKSI

- Redaksi

Jumat, 6 September 2024 - 22:04 WIB

20442 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

TLii | ACEH | Sabang – Budaya unik tidur siang atau yang dikenal dengan sebutan “eh leuho” di Kota Sabang, Provinsi Aceh, telah menjadi daya tarik tersendiri bagi para turis yang berkunjung ke pulau ini. Kebiasaan di mana sebagian besar toko dan pelayanan umum tutup pada siang hari, mulai dari pukul 12.00 hingga 16.00 WIB, kerap memancing rasa penasaran sekaligus tanggapan beragam dari wisatawan.

Pulau yang juga dikenal dengan nama Pulau Weh ini menyisakan hanya beberapa tempat seperti rumah makan, bengkel, kedai kopi, dan destinasi wisata yang tetap buka di siang hari, namun dengan layanan terbatas. Bagi masyarakat lokal, tradisi ini sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Namun, bagi pengunjung yang belum terbiasa, kebiasaan tersebut kerap mengejutkan dan menimbulkan kesulitan, terutama dalam mencari layanan publik di tengah hari.

Beberapa turis menyampaikan ketidaknyamanan mereka, terutama karena harus menyesuaikan diri dengan jam operasional yang tidak biasa. Bagi sebagian pengunjung, hal ini dianggap dapat menurunkan produktivitas serta mengganggu jadwal belajar siswa dan mahasiswa, karena tak sejalan dengan norma kerja yang berlaku di tempat lain. Selain itu, ada juga yang mengkritik bahwa kebiasaan ini bisa menciptakan kesan malas di kalangan masyarakat Sabang.

Baca Juga :  Buka Latsitarda Nusantara, Kapolri Ungkap Peran Penting Soliditas dan Sinergisitas Hadapi Persoalan Bangsa

Sejarah Panjang Budaya “Eh Leuho”

Budaya “eh leuho” sendiri memiliki akar sejarah yang panjang. Dimulai pada tahun 1965, ketika Sabang masih menjadi pelabuhan bebas Indonesia, warga lokal harus bekerja pada malam hari untuk membongkar dan memuat barang dari kapal-kapal yang menyeberang ke Banda Aceh. Akibat aktivitas bongkar muat di malam hari, masyarakat setempat memilih untuk beristirahat pada siang hari guna memulihkan tenaga untuk melanjutkan pekerjaan di malam berikutnya. Kebiasaan ini kemudian menjadi tradisi turun-temurun yang masih dijalankan hingga sekarang.

Paralel dengan Budaya Tidur Siang di Spanyol

Menariknya, budaya tidur siang tidak hanya ada di Sabang, tetapi juga di Spanyol dengan tradisi yang disebut “siesta”. Di Spanyol, siesta dimulai sebagai kebiasaan para petani yang beristirahat di tengah hari untuk menghindari teriknya panas. Seiring waktu, kebiasaan ini semakin berkembang setelah Perang Saudara Spanyol, ketika warga sering memiliki dua pekerjaan dan memanfaatkan waktu siang untuk mengisi ulang energi sebelum melanjutkan pekerjaan berikutnya.

Baca Juga :  Saat Presiden Jokowi Ditanya Anak SD Kenapa Ibu Kota Tidak Dipindah ke Papua

Meskipun demikian, budaya siesta di Spanyol perlahan mulai ditinggalkan akibat tekanan kerja yang semakin padat di era modern. Kini, sebagian besar warga Spanyol hanya melakukan siesta pada akhir pekan atau selama musim panas, dan sebagian besar kalangan muda bahkan tidak lagi mempraktikkannya.

Budaya “eh leuho” di Sabang merupakan warisan lokal yang mencerminkan cara hidup masyarakat yang sangat terikat pada sejarah kota. Meskipun demikian, pandangan beragam dari para pengunjung menjadi bahan refleksi apakah budaya ini tetap relevan di masa modern atau justru perlu penyesuaian dengan gaya hidup masa kini.

( Reporter: Edy Marcell )

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Gagalkan Upaya Penyeludupan Sabu Sabu dari Tailand, BNN – Polri-BC Selamatkan Lebih Dari 50 Ribu Anak Bangsa
Gagalkan Upaya Penyeludupan Sabu Sabu dari Tailand, BNN – Polri-BC Selamatkan Lebih Dari 50 Ribu Anak Bangsa
Pangdam Iskandar Muda Hadiri Jamuan Makan Malam Bersama Ka BNN RI dan Forkopimda Aceh.
Pangdam Iskandar Muda Saksikan Laga Semi Final Sepak Bola PON XXI Aceh-Sumut 2024.
Pangdam IM Kalungkan Medali dan Serahkan Maskot PON XXI Aceh-Sumut kepada Pemenang Cabor Menembak Kategori 25 M Rapid Fire Pistol
Jakarta Siapkan Masyarakat Hadapi Risiko Gempa Megathrust Selat Sunda dengan Simulasi Bencana Serentak
Wasit Dipukul Hingga Pingsan, Tim Sulawesi Tenggara Mundur dari Laga Sepak Bola PON XXI Aceh-Sumut
Angela Raih Emas di PON, Sempat Tak Sadarkan Diri Setelah Dinobatkan Sebagai Juara

Berita Terkait

Senin, 2 September 2024 - 19:04 WIB

PENTINGNYA LITERASI KEPERAWATAN DALAM MENCAPAI KESEHATAN

Minggu, 1 September 2024 - 22:59 WIB

Mereka berkomplot menahan suara rakyat, tetaplah tidur dan teruslah bermimpi

Sabtu, 31 Agustus 2024 - 16:02 WIB

PROPEK KERJA DAN GAJI LULUSAN KEPERAWATAN DILUAR NEGERI

Sabtu, 31 Agustus 2024 - 15:41 WIB

PROPEK KERJA DAN GAJI LULUSAN KEPERAWATAN DILUAR NEGERI

Jumat, 30 Agustus 2024 - 15:10 WIB

KULIAH MAHAL DAN SULIT, TETAPI GAJI KECIL?REALITA TENAGA KESEHATAN DI INDONESIA

Kamis, 29 Agustus 2024 - 22:12 WIB

“MENJADI PERAWAT: PROFESI KEREN YANG MENGUBAH HIDUP”

Kamis, 29 Agustus 2024 - 21:12 WIB

PROSPEK KARIR PROGRAM STUDI DII KEPERAWATAN

Kamis, 29 Agustus 2024 - 11:40 WIB

KETIKA PENGABDIAN TAK SELALU DIBAHAS: REALITA KESEHARIAN PERAWAT DI INDONESIA

Berita Terbaru